Tenaga Eksogen: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Proses yang Mempengaruhinya

Tenaga Eksogen: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Proses yang Mempengaruhinya

Tenaga Eksogen: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Proses yang Mempengaruhinya
18 Januari 2023

Bentuk permukaan bumi selalu berubah. Hal ini disebabkan oleh tenaga alami berupa tenaga endogen yang berasal dari dalam bumi dan tenaga eksogen yang berasal dari luar bumi. Tenaga endogen berupa aktivitas vulkanisme dan tektonisme, sedangkan tenaga eksogen berupa tiupan angin yang kuat, air yang terus mengalir, dan es yang mencair.


Tenaga Eksogen yakni tenaga angin, air, dan gletser. Proses pelapukan, erosi, pergerakan massa tanah, dan pengendapan.

Kenapa bentuk permukaan bumi selalu berubah? 

Apa itu tenaga pembentuk permukaan bumi? 

Seperti apa jenis-jenis tenaga eksogen? 

Apa proses yang mempengaruhi tenaga eksogen?



Dalam postingan kali ini sob, kita akan membahas tenaga eksogen sebagai tenaga pembentuk permukaan bumi dari luar. Yakni ada angin, air, dan gletser. Tak lupa, ada juga proses-proses yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi, yakni proses pelapukan, erosi, pergerakan massa tanah, dan pengendapan. 


Pengertian Tenaga Eksogen


Eksogen berasal dari kata 'luar' (eksos) dan 'asal' (genos). Jadi, eksogen artinya adalah tenaga yang datang dari luar dan membentuk permukaan bumi. Tenaga ini memiliki sifat merusak karena bisa mengubah bentuk bumi yang sudah ada sebelumnya.


Kita bisa membedakan tenaga eksogen berdasarkan bagaimana tenaga ini terbentuk, yaitu sebagai berikut.


Jenis-Jenis Tenaga Eksogen


1. Angin


Tenaga eksogen berupa angin dapat dengan mudah dilihat di daerah arid dan semiarid. Angin bisa menyebabkan dua hal, yaitu deflasi dan korosi.


Deflasi atau pengangkatan material adalah ketika benda-benda terangkat dari satu tempat ke tempat lain akibat angin. Misalnya, di gurun pasir, angin yang kuat dapat memindahkan pasir dari satu tempat ke tempat lain. Selain di gurun, angin juga bisa mengubah pantai dengan membawa pasir dari satu tempat ke tempat lain, membentuk gumuk pasir yang dikenal sebagai sand dunes.


Korosi terjadi ketika angin mengenai suatu bentukan dan membuatnya tergerus atau tergesek. Contohnya, mushroom rock terbentuk karena angin yang mengikis dan menggesekkan batu hingga membentuk bentuk tertentu.


Tidak hanya di darat, angin juga berpengaruh pada bentuk lautan. Angin di atas laut akan mendorong air laut, menyebabkan riak, ombak, dan gelombang. Gerakan gelombang ini bisa menggerakkan berbagai material di laut. Gelombang yang besar bisa mengikis batu di pantai, sehingga lambat laun batu tersebut berubah menjadi bentuk baru, seperti terbentuknya sea cave (gua laut).


2. Air


Tenaga alami dari luar selanjutnya adalah air. Air memiliki kemampuan untuk merusak yang tinggi. Ketika air mengalir, terutama di tempat-tempat yang curam atau terjal, ia akan bergerak dengan cepat dan mengikis serta membawa lapisan tanah yang dilaluinya.


Di daerah yang datar, kecepatan air akan melambat, sehingga material-material yang telah terkikis akan terendapkan di daerah rendah, seperti cekungan, yang akhirnya membentuk bentukan baru. Contohnya, kita dapat melihat proses ini dalam pembentukan delta sungai.


3. Gletser


Perubahan bentuk permukaan bumi karena gletser disebut eksarasi atau erosi glasial. Perubahan ini sering terjadi di daerah pegunungan tinggi yang tertutup salju. Saat salju menumpuk, lambat laun salju tersebut akan meleleh karena beratnya. Akibat beratnya yang besar, es akan jatuh karena gaya tarik gravitasi dan mengalir ke bawah. 


Kecepatan aliran es tergantung pada kemiringan lereng. Semakin curam lereng, semakin cepat aliran esnya. Saat bergerak, gletser akan mengikis batuan di jalurnya dan meninggalkan endapan yang disebut moreina.


Berdasarkan prosesnya, perubahan bentuk permukaan bumi akibat tenaga eksogen dapat terjadi melalui empat proses berikut.


Proses yang Mempengaruhi Tenaga Eksogen


1. Pelapukan


Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan seiring waktu. Proses ini terjadi karena cuaca, reaksi kimia, atau pengaruh biologis. Ini bukan proses yang cepat, melainkan butuh waktu yang lama. Hasil dari pelapukan ini adalah batuan yang hancur berubah menjadi tanah.


Ada empat faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan:


a. Kondisi Struktur Batuan


Struktur batuan adalah ciri fisik dan kimia yang dimiliki oleh batuan itu sendiri. Ciri fisik mencakup hal-hal seperti warna batuan, sedangkan ciri kimia melibatkan unsur-unsur kimia yang ada dalam batuan tersebut. Kedua jenis ciri ini mempengaruhi seberapa tahan batuan terhadap erosi. Contoh batuan yang mudah terkikis adalah batu lempeng (jenis batuan sedimen), sedangkan batuan yang sulit terkikis adalah batuan beku.


b. Kondisi Topografi


Topografi permukaan bumi juga punya peran dalam proses pelapukan batuan. Batuan yang berada di lereng yang curam cenderung lebih rentan terhadap pelapukan dibandingkan dengan batuan yang terletak di daerah datar. Pada lereng yang curam, batuan dapat dengan mudah terkikis atau terlapukkan karena terpapar langsung oleh cuaca sekitar. Sementara itu, di daerah datar atau landai, batuan akan tertutup oleh berbagai endapan yang dapat memperlambat proses pelapukannya.


c. Cuaca dan Iklim


Faktor-faktor cuaca dan iklim seperti suhu udara, hujan, sinar matahari, dan angin dapat mempengaruhi proses pelapukan batuan. Di tempat yang hangat dan lembab, batuan cenderung lebih cepat hancur dibandingkan di tempat yang lebih dingin. Perubahan suhu antara siang dan malam juga bisa mempercepat proses pelapukan ini.


d. Kondisi Vegetasi


Tumbuhan juga berperan dalam merusak batuan melalui akarnya yang dapat menembus celah-celah batuan. Ketika akar-akar ini tumbuh lebih besar, kemampuannya dalam merusak batuan juga akan meningkat. Selain itu, dedaunan yang jatuh dan mengendap di atas batuan juga membantu mempercepat proses pelapukan. Materi dari dedaunan ini mengandung zat asam dan humus yang dapat merusak kekuatan batuan.


2. Erosi


Erosi adalah cara alami di mana batuan terlepas dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di permukaan bumi karena adanya tenaga yang terus bergerak di permukaan bumi seperti ablasi, abrasi, eksarasi, dan deflasi .


Ablasi terjadi ketika air mengalir dan mengikis tanah. Erosi yang disebabkan oleh air mengalir memiliki beberapa tingkatan, yaitu:


  1. Erosi Percik (Splash Erosion): Percikan air dapat mengikis tanah, dan membawa partikel kecil tanah tersebut, lalu menempatkannya di area lain sebagai endapan.
  2. Erosi Lembar (Sheet Erosion), Yakni tanah mengalami pengikisan di mana lapisan tanah terkikis dengan sama dan merata di seluruh permukaannya.
  3. Erosi Alur (Rill Erosion),Terjadi karena air yang mengalir dan mengumpul di suatu cekungan, menyebabkan tanah di area tersebut terkikis lebih banyak. Rangkaian alur yang muncul akibat erosi ini dapat diatasi dengan pengolahan tanah yang umum digunakan.
  4. Erosi Parit (Gully Erosion), Proses ini mirip dengan erosi alur, tetapi saluran-saluran yang terbentuk sudah berada dalam tanah sehingga tidak bisa dihilangkan dengan metode pengolahan tanah yang biasa.


Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh air laut yang terjadi karena gelombang laut yang terus-menerus menghantam dinding pantai. Tingkat pengikisan ini ditentukan oleh kekuatan gelombang. Bentuk hasil pengikisan ini mencakup berbagai fitur seperti tebing terjal (cliff), takik (notch), gua pantai, wave cut platform, tanjung, dan teluk. 


Eksarasi adalah erosi yang terjadi akibat es. Jenis erosi ini hanya terjadi di tempat yang memiliki musim salju atau di daerah pegunungan tinggi. Prosesnya dimulai saat salju turun di lembah pada lereng atau perbukitan. Seiring waktu, salju akan menumpuk dan menjadi es yang padat dan berat. Gravitasi akan membuat massa es tersebut perlahan merosot ke bawah lereng pegunungan atau perbukitan.


Deflasi adalah abrasi akibat angin. Pada mulanya, angin hanya membawa pasir dan debu. Namun, keduanya kemudian digunakan untuk menyerang batu-batu yang lebih besar sehingga perlahan mengikis batuan tersebut.


3. Pergerakan Massa Tanah (Mass Wasting)


Pergerakan massa tanah atau Mass Wasting adalah saat batuan dan tanah bergerak dalam jumlah yang besar karena gaya tarikan bumi yang disebut gravitasi. 


Terdapat tiga jenis pergerakan massa tanah, yang dibedakan berdasarkan materi yang bergerak dan seberapa cepat gerakannya, yaitu sebagai berikut.


  1. Slow flowage atau juga dikenal sebagai "rayapan massa" (creep), terjadi ketika tanah bergerak dengan kecepatan yang sangat rendah. Kita bisa mengenali peristiwa ini dengan melihat bangunan yang miring, seperti tiang listrik yang berdiri miring.
  2. Rapid flowage adalah gerakan cepat dari batuan atau tanah yang dibantu oleh aliran air..
  3. Landslide atau longsor adalah saat batuan atau tanah bergerak dalam bentuk blok-blok besar dalam waktu singkat..


4. Pengendapan (Sedimentasi)


Sedimentasi adalah cara bagaimana material hasil dari pergeseran dan penghancuran oleh air, angin, atau gletser diangkut dan kemudian diendapkan di suatu area.


Semua potongan batuan yang terkumpul akibat pergeseran dan penghancuran seiring waktu akan menjadi batuan sedimen. Hasil dari proses sedimentasi di satu tempat bisa sangat berbeda dari yang ada di tempat lain.


Di bawah ini adalah beberapa bentuk alam yang terbentuk akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengendapannya.


a. Pengendapan oleh Air Sungai


Batuan yang terbentuk akibat endapan air disebut sedimen akuatik. Ciri-ciri alam yang terbentuk dari endapan air sungai meliputi meander, dataran banjir, tanggul alam, dan daerah muara sungai (delta).


b. Pengendapan oleh Air Laut


Batuan yang terbentuk dari endapan oleh air laut dinamakan sedimen marine. Proses pembentukan sedimen laut ini disebabkan oleh gelombang. Hasil dari endapan jenis ini membentuk spit, tombolo, dan barrier beach.


Arus laut bertanggung jawab dalam mengangkut material di sepanjang pantai. Apabila terjadi perubahan arah arus laut, material-material tersebut akan diangkut ke dalam laut yang lebih dalam. Pada saat material masuk ke wilayah laut yang lebih dalam, terjadi pengendapan material. Seiring berjalannya waktu, material-material ini akan terakumulasi di atas permukaan air laut dan membentuk spit.


Apabila arus pantai terus berlanjut, spit tersebut akan semakin memanjang. Terkadang, spit dapat membentang melewati teluk dan membentuk barrier beach. Jika ada pulau di sekitar spit, biasanya spit tersebut akan terhubung dengan daratan dan membentuk tombolo.


c. Pengendapan oleh Angin


Sedimen yang terbentuk akibat pasir yang ditiup oleh angin disebut sedimen aeolis. Contohnya adalah gumuk pasir. Gumuk pasir bisa muncul di pantai atau gurun. Gumuk pasir terbentuk saat pasir yang terkumpul karena angin yang kencang. Angin membawa pasir dan menumpukkannya perlahan-lahan di satu tempat, sehingga terbentuklah bukit pasir yang kita sebut gumuk pasir.


d. Pengendapan oleh Gletser


Sedimen yang terbentuk saat gletser mengendap disebut sedimen glasial. Hasil dari proses ini adalah perubahan bentuk lembah dari V menjadi U. Ketika musim semi tiba, gletser akan meluncur ke bawah lembah, mengikis batuan dan tanah, lalu kemudian endapan tersebut akan mengendap di lembah. Hasilnya, bentuk lembah berubah dari V menjadi bentuk U.



Sekian pembahasan kita kali ini tentang tenaga eksogen pembentuk permukaan bumi. Jangan lupa cek artikel yang lainnya ya sobat!

.

Terimakasih


Salam hangat geograf muda.

Tenaga Eksogen: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Proses yang Mempengaruhinya
4/ 5
Oleh