Tampilkan postingan dengan label Kelas 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelas 10. Tampilkan semua postingan
Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia

Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia

Data cuaca dan iklim dapat diakses sekaligus dimanfaatkan melalui beberapa lembaga di Indonesia. Lembaga penyedia informasi ini di antaranya LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dan BIG (Badan Informasi Geospasial).

 


Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia
Lembaga yang menyediakan data atmosfer?
Badan yang memberikan informasi tentang cuaca?
Apa itu BMKG?
Apa saja tugas dan fungsi BMKG?


Prakiraan cuaca dan iklim yang akan berlangsung hari ini, besok, atau beberapa bulan ke depan, bukan semata-mata timbul begitu saja. Akan tetapi, ada lembaga yang menganalisis terhadap keadaan geologis bumi sehingga bisa muncul prakiraan itu. 


Berdasarkan catatan BMKG, data cuaca dan iklim ternyata berbeda. Data cuaca didefinisikan sebagai penjelasan mengenai kondisi atmosfer secara real time atau saat ini. Didapatkan melalui pengamatan, pengukuran setiap waktu, lalu dianalisis di Stasiun Pengamatan Cuaca. 


Sedangkan, data iklim dijelaskan sebagai data cuaca yang tidak digunakan untuk hari itu, melainkan untuk jangka waktu minggu dan bulan berikutnya. Pencarian data ini dilakukan dengan analisis data cuaca selama beberapa hari, kecenderungan itu bisa digunakan untuk mencari data iklim hingga jangka waktu ke depan. 


Lantas, apa saja lembaga yang mengurus hal itu dan bagaimana penjelasannya?



1. LAPAN 


Lembaga penyedia data iklim dan cuaca yang satu ini dibentuk pada 27 November 1963 melalui Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963. Kedudukannya disebut sebagai lembaga pemerintah non-kementerian. 


Tugas utama yang dimiliki oleh lembaga yang melakukan pemanfaatan data iklim itu ialah meneliti dan mengembangkan kedirgantaraan negara. Selain itu, penyelenggaraan keantariksaan sejalan dengan Peraturan Perundang-Undangan (Perpu). 


Melalui laman resminya, LAPAN menyebutkan fungsinya sebagai penyusun kebijakan nasional mengenai penelitian dan pengembangan yang menyinggung soal ilmu antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, serta pemanfaatan penginderaan jauh. 


Setelah menerapkan kebijakan, maka fungsi berikutnya adalah melaksanakan serta mengawasi kegiatan yang telah direncanakan. Terakhir, akan dilakukan distribusi informasi mengenai hasil penelitian dan pengembangan sesuai kebijakan.



2. BMKG 


Nama lembaga ini sebagai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika baru diresmikan pada 2008, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008. Sebelumnya, nama Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) ini adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 Tahun 2002. 


Tugas utama BMKG adalah menjalankan beberapa aturan dalam perundang-undangan terkait meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Lalu, terdapat juga fungsi yang dilakukan agar bisa menyempurnakan tugasnya. 


Dimulai dari merumuskan kebijakan nasional terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika, lembaga ini melakukan perencanaan serta membuat program untuk menerapkannya. Lalu, diadakan pengawasan agar tidak terjadi sebuah kesalahan dalam menganalisis data. Selain itu, BMKG juga berfungsi sebagai pemberi informasi kepada khalayak umum terkait tiga aspek utama yang telah disebutkan.



3. BIG 


Sama seperti dua lembaga sebelumnya, berdasarkan Bab 1 Pasal 1 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011, BIG adalah LPND yang dipimpin oleh seorang ketua dan bertanggung jawab pada Presiden RI. Resmi lahir pada 27 Desember 2011, tepat ketika peraturan itu dikeluarkan. 


Lembaga ini diberikan tugas untuk menjalankan tugas pemerintah terkait geospasial. Fungsi LPND ini tertulis dalam Pasal 2 Perpres No. 94 Tahun 2011. 


Pertama, merumuskan dan mengendalikan kebijakan mengenai informasi geospasial. Lalu, dilanjutkan dengan penyelenggaraannya melalui program hingga akhirnya data yang dikumpulkan bisa menjadi konsumsi publik sebagai bentuk pemanfaatannya. 

Apa itu Hidrologi? Proses dan 3 Jenis Siklusnya

Apa itu Hidrologi? Proses dan 3 Jenis Siklusnya

Hidrologi adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Enam tahapan proses hidrologi yakni Evaporasi, Transpirasi, Evapotranspirasi, Sublimasi, Kondensasi, dan Presipitasi. Siklus hidrologi dibagi menjadi Siklus Pendek, Siklus Sedang, dan Siklus Panjang.



Pengertian Hidrologi, Proses, dan 3 Jenis Siklusnya
Siklus hidrologi dibagi menjadi 3 sebutkan apa saja?
Apa saja proses hidrologi?
Apa siklus hidrologi dan sebutkan jenisnya?
Apa siklus hidrologi dan jelaskan prosesnya?



Hidrologi mempelajari siklus perjalanan air, mulai dari penguapan di permukaan bumi sampai kembali lagi menjadi air yang menguap. 


Hidrologi adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Di dalamnya mencakup pergerakan, distribusi, dan kualitas air. Ilmu ini menjadi cabang dari ilmu geografi dan telah dipelajari semenjak tahun 1608 masehi. 


Secara definisi, siklus hidrologi adalah ilmu yang mengkaji siklus air di semua tahapannya yang meliputi proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, dan penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air di dalam tanah, hingga terjadi kembali proses daur ulangnya. 


Menurut jurnal online Trisakti.ac.id, dalam siklus hidrologi terjadi penggantian total (replacement) air dalam kurun waktu tertentu. 


Misalnya pada air tawar, selalu mengalami siklus ini. Waktu yang diperlukan untuk penggantian total air yaitu: air sungai sekitar 18-20 tahun, penggantian uap air di atmosfer sekitar 12 hari, dan penggantian air tanah sampai ratusan tahun. 


Hidrologi akan mengalami serangkaian proses. Proses ini akan berbeda tergantung dari jenis siklusnya. Setidaknya ada enam proses dalam hidrologi. 



1. Evaporasi


Proses evaporasi adalah tahap penguapan air permukaan yang terjadi dari air di sungai, danau, laut, atau di mana pun di bumi. Penguapan terjadi lantaran menguap oleh teriknya paparan sinar matahari. 



2. Transpirasi


Pada transpirasi, terjadi penguapan air dari tubuh makhluk hidup terutama tumbuhan dan hewan. Cara kerjanya sama dengan evaporasi secara umum, hanya yang membedakan yaitu sumber penguapannya. 



3. Evapotranspirasi


Proses Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi. Pada tahap ini menjadi sangat berpengaruh pada siklus hidrologi terkait jumlah air yang nantinya terangkut. 



4. Sublimasi


Dalam sublimasi terjadi perubahan molekul cair ke gas yang menuju atmosfer. Kejadian ini terutama pada penguapan es di kutub atau gunung yang tidak melalui proses pencairan. 



5. Kondensasi


Dalam kondensasi, uap air yang menuju ke atas menjadi bentuk partikel es. Partikel es lalu membentuk awan dan menjadi berwarna hitam jika jumlahnya semakin banyak. 



6. Presipitasi


Di tahap presipitasi, partikel es di awan mencair karena suhu meningkat. Lalu, terjadilah hujan dengan jatuhnya butiran air menuju permukaan bumi. Pada hujan salju atau hujan es, presipitasi terjadi di suhu kurang dari 0 derajat Celcius. 


Sementara itu, mengutip dari laman Pemprov Banten, terkait durasinya, siklus hidrologi dapat dibagi menjadi siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang. 



1. Siklus Pendek 


Pada siklus pendek, air laut berubah menjadi uap karena panas matahari. Kemudian, terjadi kondensasi membentuk awan dan turun sebagai hujan di permukaan laut. 



2. Siklus Sedang


Siklus sedang paling sering terjadi di daerah beriklim tropis. Air laut akan menguap menjadi gas menuju atmosfer. 


Selanjutnya, uap mengalami kondensasi dan mengumpul sebagai awan. Dari awan hitam, partikel es mencair dan jatuh menjadi hujan di permukaan bumi. Airnya lalu menuju sungai ke laut, dan proses siklus air dimulai kembali. 



3. Siklus Panjang


Dalam siklus panjang, terjadi penguapan pada air laut menjadi gas akibat panas matahari. Uap air ini lalu melewati proses kondensasi, membentuk awan dengan kristal es, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk salju. 


Salju akan membentuk gletser yang mencair dan menuju ke aliran sungai. Dari sungai, menuju laut dan proses siklus dimulai lagi dari awal.

Apa Saja Karakteristik Lapisan-lapisan Bumi?

Apa Saja Karakteristik Lapisan-lapisan Bumi?

Bumi terdiri dari beberapa lapisan seperti kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. lapisan bumi tersebut diidentifikasi dengan bantuan teknologi seismologi. Penentuan karakteristik lapisan bumi melibatkan pengukuran perubahan kecepatan gelombang suara dari gempa bumi, serta analisis karakteristik mineral di berbagai kedalaman.



Karakteristik Lapisan Bumi: Kerak, Mantel, Inti Luar, dan Inti Dalam
Apa yang dimaksud karakteristik lapisan Bumi?
Apa karakteristik lapisan litosfer?
Apa saja karakteristik mantel Bumi?
Bagaimana penyusun lapisan inti luar bumi?



Para ahli menjelaskan, bahwa bumi seperti bawang bombay yang terbentuk dari banyak lapisan. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada saat ini memungkinkan manusia untuk mendeteksi berapa banyak lapisan-lapisan dalam bumi. Secara berurutan, lapisan-lapisan tersebut terdiri atas kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. 


Dilansir dari Phys, lapisan-lapisan bumi dapat dideteksi dengan aktivitas seismologi. Deteksi dengan metode ini melibatkan pengukuran gelombang suara yang dihasilkan oleh aktivitas gempa bumi. 


Perubahan kecepatan seismik menyebabkan penyimpangan gelombang cahaya atau refraksi. Kondisi ini kemudian dihitung sesuai dengan Hukum Snell untuk menentukan perbedaan massa jenis. 


Selain itu lapisan-lapisan bumi juga dibedakan berdasarkan karakteristik mineral di tiap kedalaman. Umumnya, lapisan-lapisan terdalam bumi cenderung lebih cair dibanding lapisan luar. Ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan tekanan yang besar. 


Perbedaan suhu dan tekanan ini disebabkan oleh energi panas yang tersisa saat pembentukan awal planet, peluruhan unsur radioaktif, dan pembekuan inti dalam akibat tekanan. 


Berikut karakteristik lapisan-lapisan bumi dan penjelasannya, 



1. Lapisan Kerak 


Kerak merupakan lapisan terluar dari bumi, dengan ketebalan sekitar 5 hingga 70 kilometer. Lapisan ini baru muncul 100 juta tahun setelah bumi terbentuk. 


Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu bumi mengalami proses peleburan yang menyebabkan zat yang padat tenggelam ke tengah sementara bahan yang lebih cair akan berpindah ke bagian luar. Zat yang berada disisi luar kemudian membentuk kerak bumi. 


Dalam studi yang dipublikasikan oleh Universitas Riau (UNRI) kerak bumi terbentuk atas tiga jenis batuan utama, yaitu batuan beku, metamorf, dan sedimen. Meskipun kerak membentuk seluruh permukaan bumi (termasuk benua dan samudera), lapisan ini hanya membentuk 1 persen dari seluruh volume bumi. 



2. Lapisan Mantel 


Mantel terdiri atas dua bagian, yaitu mantel atas dan mantel bawah. Menurut Phys, lapisan ini membentuk 84 persen volume bumi. Mantel atas, membentuk litosfer dan kerak bumi yang membentang di kedalaman 7 hingga 450 kilometer. 


Kemudian zona transisi di kedalaman 410 hingga 660 kilometer, lalu lapisan mantel bawah yang terletak di kedalaman 660 hingga 2.891 kilometer. 


Lapisan ini merupakan lapisan yang terdapat aktivitas tektonik atau pergerakan lempeng. Aktivitas ini bertanggung jawab atas pergeseran benua, gempa bumi, pembentukan rantai pegunungan, dan sejumlah proses geologi lainnya. 


Lapisan mantel tersusun atas besi dan nikel. Suhu lapisan ini juga tinggi, yaitu sekitar 500° hingga 900° Celcius pada mantel atas, dan 4.000° Celcius pada mantel bawah. 



3. Inti Luar 


Berdasarkan penyelidikan seismik, bagian inti bumi memiliki struktur yang cair. Lapisan inti luar diprediksi memiliki kepadatan yang jauh lebih tinggi daripada mantel atau kerak, berkisar antara 9.900 dan 12.200 kg/m3. 


Inti luar memiliki ketebalan 2.300 kilometer, dengan radius kurang lebih 3.400 kilometer. Inti luar dibentuk oleh besi, nikel, dan sejumlah elemen ringan. Diperkirakan, lapisan ini memiliki suhu 4.030° hingga 5.730° Celcius. 



4. Inti Dalam 


Lapisan inti dalam memiliki komposisi yang sama dengan inti luar, tetapi lebih padat. Inti dalam memiliki radius seluas 1.200 kilometer atau sekitar 70 persen dari jari-jari bulan. 


Suhu inti dalam diperkirakan sekitar 5.400° Celsius. Meski suhu inti dalam tinggi, tetapi tekanan lingkungannya juga tinggi, yaitu sekitar 330 hingga 360 gigapascal. Hal ini yang menyebabkan besi dan logam lainnya tidak meleleh dan cenderung memadat pada lapisan ini. 


Dilansir dari Live Science, inti dalam bumi diperkirakan mengembang sebesar 1 milimeter setiap tahun. Peneliti memperkirakan hal ini disebabkan karena inti dalam tidak dapat melarutkan jumlah elemen cahaya yang sama dengan inti luar. 


Akibatnya, besi cair membentuk, membeku dan mengkristal pada batas inti dalam. Sementara, cairan sisa yang mengandung lebih banyak unsur ringan mengapung dan membantu dorongan konveksi ke inti luar. Pertumbuhan inti dalam bumi ini dipercaya dapat mempengaruhi medan magnet bumi melalui aksi dinamo.

Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?

Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?

Rotasi bumi adalah proses yang memengaruhi terjadinya siang-malam, cuaca, sirkulasi angin, dan medan magnet. Rotasi bumi dipengaruhi oleh pembentukan awal tata surya, interaksi dengan bulan, dan jika tiba-tiba berhenti, maka akan menyebabkan kerusakan hebat. Sementara jika rotasi melambat maka akan mengubah iklim dan suhu secara drastis dan menghilangkan perlindungan medan magnet bumi.



Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi
Peristiwa yang terjadi akibat rotasi dan revolusi bumi?
Apa dampak apa saja dampak rotasi bumi?
Apa yang menyebabkan terjadinya rotasi bumi?


Setiap planet di tata surya mengalami rotasi, begitu pula bumi. Bagi bumi, rotasi merupakan salah satu proses yang membuat planet ini bersahabat dengan kehidupan. Rotasi bumi terjadi dalam 24 jam dengan kecepatan 1.500 kilometer per jam. 


Kecepatan ini sama dengan mobil yang melaju dengan kecepatan 88 kilometer per jam untuk menempuh jarak 5 centimeter. Sumbu bumi membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan, sehingga butuh waktu 24 jam atau satu hari untuk membuat satu putaran penuh. Lama rotasi bumi dapat dihitung menggunakan jam atom. 



Mengapa bumi berotasi? 


Dilansir dari Space Place, rotasi tiap-tiap planet di tata surya berkaitan dengan proses pembentukannya. Diperkirakan sekitar lima miliar tahun lalu, tata surya masih berupa awan debu dan gas yang amat luas. Awan dan gas tersebut perlahan-lahan membentuk cakram raksasa yang berputar semakin cepat seiring berjalannya waktu. 


Kemudian, matahari mulai terbentuk di tengah cakram tersebut. Sisa gas dan debu di putaran cakram lalu mengumpul dan membentuk planet, bulan, asteroid, dan komet yang mengorbit ke matahari. Komponen kosmik ini kemudian saling bertabrakan, menempel, dan memutar satu sama lain. Benda dengan gravitasi yang besar akan menangkap benda yang lebih kecil di orbit, seperti yang terjadi pada bumi dan bulan. 


Para ahli percaya bahwa di masa pembentukannya, bulan merupakan benda kosmik seukuran Planet Mars hingga akhirnya bertabrakan dengan bumi. Tabrakan tersebut, selain meruntuhkan sebagian material bulan, menyebabkan bumi berputar dengan cepat. Kala itu, satu hari di bumi sama dengan 6 jam. 


Saat bumi berputar, tarikan bulan menyebabkan lautan di bumi mengalami pasang surut. Kemudian gesekan antara pasang surut dan bumi yang berputar, menyebabkan rotasi sedikit melambat. Saat rotasi bumi mulai melambat, bulan perlahan-lahan menjauh. 



Apa dampak rotasi bumi? 


Kehidupan siang dan malam bukanlah satu-satunya dampak dari rotasi bumi, tetapi juga suhu dan cuaca. Menurut National Geography saat bumi berotasi ada dua hal yang terjadi, satu sisi terkena sinar matahari dan sisi lainnya terkena bayangan. 


Peristiwa ini yang kita sebut dengan siang dan malam. Peristiwa ini berpengaruh besar terhadap cuaca di bumi. Jika bumi tidak berotasi, separuh bumi akan mengalami panas dan cerah, dan sebagian lainnya akan membeku dan gelap. Hal ini dapat berdampak pada produksi makanan hingga kesehatan manusia. 


Rotasi bumi juga berdampak pada angin, gelombang, dan arus air laut secara global. Dilansir dari situs resmi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) ini karena rotasi bumi memungkinkan sirkulasi udara dibelokkan ke kanan di belahan bumi Utara dan ke kiri di belahan bumi Selatan. 


Belokan ini disebut efek Coriolis. Hal ini penting untuk keberlangsungan kehidupan di bumi, salah satunya untuk pemanfaatan energi. 


Selain itu, rotasi bumi berdampak pada medan magnet bumi. NASA mencatat bahwa magnet bumi dihasilkan oleh efek dinamo yang melibatkan proses rotasi. Efek ini mempengaruhi sejumlah peristiwa seperti Aurora (cahaya kutub utara) dan sabuk radiasi Van Allen. Radiasi ini melindungi bumi dari sinar kosmik dan partikel berenergi tinggi lainnya. 



Apa yang terjadi bila bumi berhenti berotasi? 


Para ahli mencatat ini rotasi bumi mungkin berhenti dalam beberapa miliar tahun mendatang. Jika bumi berhenti berputar tiba-tiba, atmosfer akan tetap bergerak dengan kecepatan rotasi asli bumi, yaitu 1.770,2 kilometer per jam di ekuator. Jika hal ini terjadi, maka apapun yang ada di atas permukaan bumi termasuk pohon, bangunan, hingga lapisan tanah, akan porak poranda tersapu oleh atmosfer. 


Namun, situasi akan berbeda apabila bumi berhenti berotasi secara bertahap dalam waktu miliaran tahun. Jika periode rotasi melambat menjadi 1 rotasi setiap 365 hari, bumi akan mengalami kondisi yang disebut sinkron matahari. Kondisi ini menyebabkan bumi mengalami siang atau malam permanen sepanjang tahun. 


Jika berhenti berotasi sepenuhnya maka bumi akan mengalami siang dan malam masing-masing selama setengah tahun. Siang dan malam hari dalam waktu 6 bulan akan mengubah pola sirkulasi angin atmosfer, yang mengacaukan iklim yang ada saat ini. Suhu bumi akan meningkat dan menurun secara ekstrim yang dapat membahayakan kehidupan. 


Selain itu, medan magnet tidak akan lagi beregenerasi yang kemudian membusuk dan tidak berfungsi. Ini artinya tidak ada lagi sabuk radiasi Van Allen yang melindungi bumi dari partikel kosmik berbahaya.

Penjelasan 10 Konsep Dasar Ilmu Geografi. Apa Saja?

Penjelasan 10 Konsep Dasar Ilmu Geografi. Apa Saja?

Geografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kehidupan di atas permukaan bumi. 10 Konsep dasar ilmu geografi, yakni Lokasi, Jarak, Keterjangkauan, Morfologi, Aglomerasi, Pola, Interaksi-Interdependensi, Nilai Kegunaan, Diferensiasi Area, dan Keterkaitan Keruangan.



10 Konsep Dasar Ilmu Geografi
Apa saja konsep konsep dasar dalam geografi?
Apa maksud konsep keterjangkauan dalam geografi?
Apa yang dimaksud dengan morfologi dalam geografi?


Geografi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kehidupan di atas permukaan bumi. Ilmu geografi memiliki 10 konsep dasar integral beserta penjelasannya. Apa saja 10 konsep dasar geografi itu? 


Menurut Bintarto seperti dikutip dari Modul Belajar Geografi karya Hendro Murtianto, geografi merupakan ilmu yang mengkaji bumi serta segala aspek yang ada di atasnya, mulai dari flora, fauna, iklim, udara, dan juga segala interaksinya. 


Dari kajian ini, ilmu geografi dapat diaplikasikan ke berbagai bidang yang berkaitan dengan kehidupan bumi dan menyangkut ruang. 


Dikutip dari situs web SIMAK Universitas Indonesia (UI), pengetahuan dari ilmu geografi menghasilkan wawasan konseptual, pola pikir, dan kemampuan aplikatif yang bisa digunakan untuk mengerjakan sesuatu. 


Di antaranya adalah perencanaan dan pengembangan wilayah, pengelolaan lingkungan, kehutanan, pertambangan, energi, industri, transportasi, perbankan, manajemen, pemasaran, pendidikan, dan lain-lain. 


Untuk bisa berpikir dengan cara geografis, seseorang harus mempelajari 10 konsep dasar ilmu geografi, yaitu lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, pola, interaksi-interdependensi, nilai kegunaan, diferensiasi area, dan keterkaitan keruangan. 


Berikut ini 10 konsep dasar geografi dan penjelasannya: 


1. Lokasi 


Sebuah konsep untuk mengkaji letak objek tertentu di permukaan bumi. Lokasi didefinisikan sebagai titik absolut sesuatu. Sebagai contoh, negara Indonesia yang terletak di 6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT. Bukan hanya negara yang dapat dijadikan objek, bisa gunung, sungai, danau, atau lainnya. 


2. Jarak 


Konsep jarak sebenarnya masih berkaitan dengan lokasi, namun dinyatakan melalui nominal ukuran garis lurus ke lokasi lainnya serta bisa diukur dengan menggunakan peta. Dengan kata lain, seberapa jauh lokasi satu dengan lokasi lainnya yang dihitung menggunakan nominal melalui peta. Contohnya, jarak Jakarta-Surabaya. 


3. Keterjangkauan 


Pada konsep keterjangkauan, ada sebuah hubungan antara kondisi suatu wilayah atau titik di permukaan bumi dengan sarana transportasi untuk menuju ke sana. Contoh konsep keterjangkauan, hutan yang tidak bisa diakses oleh mobil sehingga orang yang ingin ke sana harus berjalan kaki untuk bisa menjangkaunya. 


4. Morfologi 


Dari kata morfo yang merupakan "bentuk", konsep morfologi menganalisis tentang bentuk tinggi dan rendahnya wilayah dari permukaan bumi yang diakibatkan oleh hasil pergerakan unsur endogen maupun eksogen bumi. Contoh konsep ini terdapat pada perbedaan wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang sangat kontras.


5. Aglomerasi 


Konsep aglomerasi mengenalkan terkait persebaran penduduk maupun fenomena lainnya yang sifatnya menganalisis suatu kelompok pada sebuah wilayah kecil. Dari konsep ini, seseorang yang belajar geografi akan dapat memahami bagaimana sebuah kelompok dapat menyebar di suatu wilayah tertentu. Nantinya, hal ini bisa disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan persebaran tersebut. 


6. Pola 


Melalui konsep pola, pelajaran mengenai bentuk, susunan, serta fenomena persebaran seluruh aspek di atas muka bumi dapat dikaji. Kajian tentang konsep pola berhubungan dengan apa yang terjadi di atas permukaan bumi melalui siklus tertentu. Misalnya air yang selalu berputar melalui hujan dan menjadi air kembali serta bergerak ke sungai dan menuju laut. 


7. Interaksi-Interdependensi 


Konsep interaksi dan interpendensi menjelaskan sebuah kegiatan yang memiliki hubungan sebab akibat serta saling mempengaruhi antara objek, baik itu manusia maupun fenomena lainnya di atas bumi. Contoh kasusnya yakni penebangan pohon secara liar yang bisa mengakibatkan tanah longsor. 


8. Nilai Kegunaan 


Konsep nilai kegunaan menekankan sebuah keuntungan yang dapat dimiliki oleh masyarakat pada suatu wilayah. Contohnya adalah ketika seorang nelayan tinggal di daerah pesisir, maka ia membutuhkan perahu dan kail atau jaring untuk mencari ikan, bukan pacul yang digunakan untuk mengolah sawah. 


9. Diferensiasi Area 


Konsep diferensiasi area menggambarkan perbedaan antara area atau wilayah yang satu dengan lainnya. Contoh konsep ini dapat dilihat dari masyarakat yang tinggal di pesisir dan pegunungan. Warga pesisir bekerja sebagai nelayan, sedangkan warga pegunungan biasanya bekerja di kebun atau ladang. 


10. Keterkaitan Keruangan 


Konsep keterkaitan keruangan menjelaskan mengenai sebuah fenomena yang terjadi di sebuah wilayah, dan fenomena tersebut juga berdampak pada wilayah yang lain.Contoh: kebakaran hutan yang terjadi di Riau. Wilayah di sekitarnya juga merasakan dampaknya, semisal asap yang bahkan sampai ke negara tetangga.