Tampilkan postingan dengan label Kelas 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelas 10. Tampilkan semua postingan
Kenali 3 Jenis Batuan Penyusun Kerak Bumi: Beku, Sedimen, dan Metamorf

Kenali 3 Jenis Batuan Penyusun Kerak Bumi: Beku, Sedimen, dan Metamorf

Batu adalah penyusun utama kerak bumi yang terdiri dari campuran beberapa mineral. Ada tiga jenis batuan utama berdasarkan proses pembentukannya, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan.


Tiga jenis batuan penyusun utama kerak bumi, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan

Apa komposisi batu? 

Apa itu batuan beku? 

Apa itu batuan sedimen?

Apa itu batuan metamorf? 

Batuan apa sih yang paling banyak di bumi?

Simak pembahasannya di bawah ini!.



Batu adalah benda alami utama yang membentuk bumi kita. Biasanya, batu terdiri dari campuran mineral yang bergabung secara fisik satu sama lain. Ada batu yang terbentuk dari hanya beberapa jenis mineral, sementara yang lain terdiri dari mineral yang berasal dari organik dan bahan vulkanik yang bercampur.


Secara umum, jenis batuan yang ada di permukaan bumi dapat dikelompokkan berdasarkan komposisinya. Batuan sedimen adalah yang paling umum ditemukan, menutupi sekitar 66% permukaan bumi. Lalu ada batuan ekstrusi dan intrusi yang membentuk sekitar 17%, serta batuan metamorf sekitar 17%.


Berdasarkan bagaimana mereka terbentuk, batuan bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai berikut ini.


1. Batuan Beku


Batuan beku atau igneous rock berasal dari kata dalam bahasa Latin, "inis," yang artinya api. Batuan ini terbentuk dari cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, dan teksturnya sangat dipengaruhi oleh cara pembekuan.


Cairan magma yang panas naik dari dalam bumi ke atas dan mendingin seiring berjalannya waktu, kemudian akhirnya mengeras. Batuan beku yang terbentuk di dalam bumi disebut batuan intrusi atau batuan plutonis. Pembekuan batuan ini berlangsung perlahan, membentuk kristal-kristal besar yang sering disebut struktur phaneritis.


Di sisi lain, ada juga batuan beku yang terbentuk setelah mencapai permukaan bumi, dikenal sebagai batuan ekstrusi atau batuan vulkanik. Batuan vulkanik membeku dengan cepat, sehingga kristal yang terbentuk lebih besar, lebih halus, dan sulit terlihat dengan mata telanjang. Batuan dengan kristal halus ini disebut struktur aphanitis.


Beberapa jenis batuan beku penting dalam alam termasuk granit, granodiorit, diorit, andesit, gabro, basal, obsidian (batu kaca), batu apung, dan konglomerat.


2. Batuan Sedimen


Batuan sedimen atau endapan adalah jenis batuan yang terbentuk karena bahan-bahan yang terkikis bertumpuk satu sama lain atau istilahnya mengalami erosi. Sekitar 80% permukaan daratan ditutupi oleh batuan sedimen. Bahan-bahan yang terkikis ini bisa berupa butiran halus, kasar, berat, atau bahkan ringan. Proses pengangkutannya beragam, seperti terdorong (traction), diangkat dalam lompatan kecil (saltation), terbawa oleh air atau udara dalam bentuk tersuspensi, dan beberapa juga larut dalam air (salution).


Cara kita mengelompokkan jenis batuan endapan tergantung pada kriteria berikut.


A. Berdasarkan Proses Pengendapannya


1). Batuan Sedimen Klastik


Batuan Sedimen Klastik merupakan jenis batuan sedimen yang memiliki komposisi kimia yang serupa dengan batuan asalnya. Dengan kata lain, batuan ini hanya mengalami pemecahan mekanik dari ukuran besar menjadi lebih kecil saat terbawa oleh berbagai proses seperti air hujan, longsor, atau pergerakan lereng. 


Misalnya, batu gunung yang tererosi akibat cuaca akan pecah menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-potongan ini kemudian diangkut oleh air sungai yang kuat dan diterpa aliran air sehingga berubah bentuk menjadi kerikil, pasir, atau lumpur..


2). Batuan Sedimen Kimiawi


Batuan Sedimen Kimiawi adalah jenis batuan sedimen yang terbentuk melalui proses kimia selama pengendapannya. Misalnya, di gunung kapur, air hujan yang mengandung CO2 dapat meresap ke dalam celah-celah halus pada batu gamping (CaCO3). Proses ini menyebabkan batu gamping larut dan membentuk larutan air kapur atau Ca(HCO3). Larutan kapur ini kemudian mengalir dan akhirnya mencapai bagian atas gua kapur. 


Ketika tetesan air kapur menguap di atap gua, ia membentuk struktur stalaktit. Begitu juga, tetesan air kapur yang jatuh ke dasar gua membentuk stalagmit. Stalaktit dan stalagmit terbentuk karena pelarutan dan penguapan H2O dan CO2 dari air kapur. 


3). Batuan Sedimen Organik


Batuan Sedimen Organik adalah batuan sedimen yang terbentuk melalui bantuan organisme selama proses pengendapannya. Proses ini melibatkan sisa-sisa organisme seperti kerang, terumbu karang, tulang hewan laut, kotoran burung guano yang menumpuk di daerah seperti Peru, lapisan humus di hutan, dan berbagai jenis organisme lainnya.


B. Berdasarkan Perantara atau Mediumnya


  1. Batuan sedimen aeris (aeolis). Terbentuk dari partikel-partikel yang diangkut oleh angin. Contohnya adalah tanah gurun yang berupa tanah los, tuff, dan pasir.
  2. Batuan sedimen glasial. Terbentuk dari partikel-partikel yang diangkut oleh es. Contohnya adalah moraine, yang merupakan tumpukan material yang diangkut oleh es.
  3. Batuan sedimen aquatis. Terbentuk dalam lingkungan air dan memiliki partikel-partikel yang sudah saling menempel. Seperti batu-batu yang sudah merekat satu sama lain.


3. Batuan Metamorf


Batuan metamorf atau malihan merupakan hasil transformasi dari batuan asal, seperti batuan beku dan batuan endapan, karena mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan yang terjadi pada batuan asal karena tekanan dan suhu meningkat, atau bahkan keduanya meningkat secara bersamaan.


Batuan dapat mengalami perubahan karena berbagai faktor, seperti yang dijelaskan di bawah ini.


1). Suhu Tinggi


Suhu tinggi yang berasal dari panas dalam bumi, seperti dari dapur panas magma, dapat mengubah batuan menjadi jenis baru melalui proses yang disebut metamorfosis kontak. Sebagai contoh, batu marmer terbentuk dari batu kapur dan batu antrasit terbentuk dari batu bara.


2). Tekanan Tinggi


Tekanan tinggi timbul ketika batuan tertutup oleh lapisan tebal endapan di atasnya. Sebagai contoh, batu pasir terbentuk dari pasir yang mengalami tekanan tinggi.


3. Tekanan dan Suhu Tinggi


Tekanan dan suhu tinggi berkolaborasi, biasanya karena adanya perlipatan dan geseran saat pembentukan pegunungan, batuan bisa mengalami perubahan besar yang disebut metamorfosis dinamo. Sebagai contoh, batu asbak dan batu tulis terbentuk melalui proses ini.


4. Penambahan Bahan Lain


Terkadang, ketika batuan mengalami perubahan bentuk, ada penambahan bahan lain yang berkontribusi pada transformasinya. Jenis perubahan ini dikenal sebagai metamorfosis pneumatolitis, contohnya adalah batuan metamorf yang mengandung bahan tambahan.


5 Teori Pembentukan Kulit Bumi. Seperti Apa?

5 Teori Pembentukan Kulit Bumi. Seperti Apa?

Pernahkah kamu berpikir bagaimana struktur kulit bumi terbentuk?. Jika iya, maka rasa penasaranmu akan terjawab di artikel ini. Ada lima teori pembentukan kulit bumi, yakni teori kontraksi, teori dua benua, teori pengapungan benua, teori konveksi, dan teori tektonik lempeng. Kelima teori tersebut memberikan pandangan yang beragam yang akhirnya berkontribusi pada pembentukan struktur kulit bumi yang kita kenal saat ini.


Ada lima teori pembentukan kulit bumi, yakni teori kontraksi, teori dua benua, teori pengapungan benua, teori konveksi, dan teori tektonik lempeng.

Bagaimana kulit bumi terbentuk? 

Apa itu tektonik lempeng?. 

Simak jawaban selengkapnya di bawah ini!.



Seiring berjalannya waktu, permukaan bumi terus mengalami berbagai perubahan. Para ilmuwan telah menyelidiki bagaimana proses perubahan ini terjadi di masa lampau, saat ini, dan seperti apa kemungkinannya yang akan terjadi di masa depan.


Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli tentang bagaimana bumi terbentuk. Simak lima teori pembentukan kulit bumi di bawah ini ya sobat!.


1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)


Teori ini pertama kali diajukan oleh Descartes (1596–1650). Ia mengatakan bahwa bumi perlahan menyusut dan mengerut karena mengalami pendinginan. Akibatnya, permukaan bumi membentuk berbagai bentuk relief seperti gunung, lembah, dan dataran.


Teori Kontraksi juga didukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Beaumont (1852). Kedua ilmuwan ini berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena bagian dalamnya mendingin, yang mengakibatkan permukaan bumi mengerut dan membentuk pegunungan serta lembah.


2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)


Teori Laurasia-Gondwana ini pertama kali diajukan oleh Edward Zuess pada tahun 1884. Ia menyatakan bahwa pada awalnya, planet bumi terdiri dari dua benua super besar, yaitu Laurasia di sekitar Kutub Utara dan Gondwana di sekitar Kutub Selatan bumi. Seiring berjalannya waktu, kedua benua ini perlahan bergerak menuju kawasan tengah bumi, yakni khatulistiwa, dan akhirnya pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. 


Laurasia terbelah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sementara Gondwana terpecah menjadi benua-benua seperti Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.


3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)


Pada tahun 1912, Alfred Wegener mengajukan ide tentang bagaimana benua-benua bergerak di atas permukaan bumi. Dia mengatakan bahwa dulu, semua benua berada dalam satu tempat besar yang disebut Pangea. Lalu, benua-benua itu terpisah dan bergerak karena dasar laut bergerak. Salah satu alasan gerakan ini adalah karena bumi berotasi dan mendorong benua-benua ke arah barat menuju garis khatulistiwa. 


Ada beberapa bukti yang mendukung teori ini, seperti garis pantai di Afrika bagian barat yang cocok dengan garis pantai di Amerika Selatan bagian timur, dan ada batuan serta fosil yang mirip di kedua wilayah tersebut.


4. Teori Konveksi (Convection Theory)


Menurut Teori Konveksi yang diusulkan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess serta diperkuat oleh Robert Diesz, terdapat pergerakan arus panas dalam bumi yang mengarah ke atas ke lapisan luar bumi. Ketika arus panas ini mencapai permukaan bumi di daerah mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), material panas ini membeku dan membentuk lapisan baru di kulit bumi, menggantikan lapisan yang lebih tua.


Bukti atas kebenaran Teori Konveksi dapat ditemukan dalam keberadaan mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge dan Pacific-Atlantic Ridge, yang muncul di permukaan bumi.Bukti tambahan untuk mendukung teori ini berasal dari penelitian mengenai umur dasar laut. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudra, batuan dasar laut semakin tua. Hal ini mengindikasikan adanya pergerakan dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan, yang disebabkan oleh aliran panas dari lapisan bawah kulit bumi.


5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)


Teori Lempeng Tektonik diciptakan oleh Tozo Wilson. Menurut teori ini, permukaan bumi terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang mengapung di atas lapisan astenosfer, yang mirip dengan cairan kental. Lempeng-lempeng ini selalu bergerak karena pengaruh dari aliran panas yang mengalir di dalam astenosfer, yang berada di bawah lempeng-lempeng tersebut


Berdasarkan arahnya, kita bisa membagi gerakan lempeng tektonik menjadi tiga jenis sebagai berikut.


a. Konvergensi


Konvergensi dalam geologi adalah saat lempeng tektonik saling bertabrakan. Hal ini terjadi antara lempeng benua dengan lempeng benua atau antara lempeng benua dengan lempeng samudra di bawahnya.


Ketika lempeng benua bertabrakan, terbentuklah area yang disebut zona konvergen. Contoh konkretnya adalah saat lempeng India menabrak lempeng benua Eurasia, yang akhirnya menciptakan pegunungan Himalaya. Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, terletak di sana. Ada juga tumbukan lainnya seperti lempeng Italia dengan lempeng Eropa yang membentuk Pegunungan Alpen.


Ada jenis lain dari zona konvergen, yaitu zona subduksi. Di sini, terjadi benturan antara lempeng benua dengan lempeng samudra yang lebih dalam. Misalnya, ketika lempeng benua Amerika bertabrakan dengan lempeng dasar Samudra Pasifik, terciptalah Pegunungan Rocky dan Andes.


b. Divergensi


Divergensi yakni gerakan menjauh antarlempeng tektonik. Misalnya, lempeng Afrika dan lempeng Amerika bagian selatan sedang menjauh satu sama lain. Zona tempat lempeng-lempeng tektonik berpisah disebut zona divergen, atau juga disebut zona sebar pisah.


c. Sesar Mendatar (Transform)


Sesar Mendatar (Transform) adalah saat lempeng tektonik saling bergesekan satu sama lain dalam arah yang berlawanan. Contohnya adalah saat lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara bergesekan, yang menghasilkan Sesar San Andreas. Sesar ini membentang sekitar 1.200 km dari San Francisco di utara hingga Los Angeles di selatan Amerika Serikat. 


Wilayah dimana lempeng-lempeng tektonik bergesekan disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).


Pengertian Matahari, Karakteristik, Lapisan, Pergerakan, serta Manfaatnya

Pengertian Matahari, Karakteristik, Lapisan, Pergerakan, serta Manfaatnya

Matahari adalah bintang utama dalam Galaksi Bima Sakti dengan ukuran, massa, dan suhu yang sangat luar biasa. Matahari memiliki lapisan nya sendiri seperti bumi yakni lapisan atmosfer, fotosfer, dan barisfer. Ternyata matahari tidak diam sobat, layaknya bumi, matahari juga berotasi dan berevolusi mengelilingi galaksi Bima Sakti. Matahari juga memiliki manfaat yang sangat penting untuk mendukung kehidupan di bumi.


Pengertian Matahari, Karakteristik, Lapisan, Pergerakan, serta Manfaatnya
Apa pengertian matahari?
Seperti apa karakteristik matahari?
Matahari punya lapisan?
Matahari juga bergerak gak yah?
Apa sih manfaat matahari?.
Temukan jawabannya di bawah ini.




Pengertian Matahari


Matahari adalah bintang utama dalam Galaksi Bima Sakti dan memiliki peran yang sangat penting dalam sistem tata surya kita. Ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasinya jauh lebih besar daripada benda-benda lain dalam tata surya, sehingga matahari memiliki pengaruh besar terhadap objek-objek angkasa yang mengorbit di sekitarnya.



Karakteristik Matahari


Matahari adalah bola gas raksasa yang sangat besar di langit kita. Ukurannya luar biasa, sekitar 109 kali lebih lebar dari Bumi. Massanya juga luar biasa besar, sekitar 332.000 kali lebih berat daripada Bumi. Bahkan, volume Matahari diperkirakan sekitar 1.300.000 kali lebih besar daripada Bumi. Permukaan Matahari sangat panas, mencapai sekitar 5.000° C, dan pusatnya bahkan lebih panas lagi, sekitar 15.000.000° C.


Dr. Bethe pada tahun 1938 menjelaskan bahwa panas yang luar biasa di Matahari disebabkan oleh reaksi inti di dalamnya. Dia mengatakan bahwa dalam kondisi yang sangat panas dan tekanan yang tinggi, atom-atom di Matahari kehilangan elektron-elektron mereka dan menjadi inti atom yang bergerak dengan cepat dalam berbagai arah. Hal Ini menyebabkan tumbukan antara inti atom, dan menghasilkan pelepasan energi dalam bentuk panas dan cahaya.



Lapisan Matahari


1. Atmosfer Matahari


Atmosfer matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk seperti gas. Terdiri dari dua bagian, yaitu kromosfer dan korona.


Kromosfer itu seperti lapisan bawah atmosfer matahari. Itu terbuat dari gas yang jarang dan berwarna merah, sekitar setebal 10.000 km. Lapisan ini sangat aktif dan sering munculnya lidah api cahaya yang bisa mencapai lebih dari 200.000 km tingginya, disebut prominensa.


Korona, bagian atas atmosfer matahari, punya gas yang sangat tipis, berwarna putih atau kebiruan. Itu bisa sampai ribuan kilometer tebalnya.


Biasanya, kita nggak bisa melihat kromosfer dan korona dari bumi karena cahayanya lebih lemah daripada cahaya permukaan matahari. Tapi kalau matahari tertutup bulan saat gerhana matahari total, atau dengan alat khusus yang disebut koronagraf, kita bisa lihat atmosfer matahari dengan jelas.


2. Fotosfer Matahari


Fotosfer matahari adalah lapisan kulit luar matahari yang berwarna perak kekuning-kuningan, yang terbuat dari gas padat yang sangat panas. Pada bagian ini, terlihat bintik-bintik atau noda hitam yang besar, bahkan ada yang lebih besar dari ukuran bumi. Ada juga area gelap yang lebih dalam disebut umbra, dan di sekitarnya terdapat daerah yang lebih terang yang disebut penumbra. Secara keseluruhan, noda hitam di matahari ini dikenal sebagai sun spots.


3. Barisfer (Inti Matahari)


Inti matahari adalah pusat terdalam dari matahari, memiliki ukuran sekitar 500.000 km dan suhu sangat tinggi sekitar 15.000.000° C. Di sini, terjadi reaksi inti di mana hidrogen berubah menjadi helium dengan bantuan karbon sebagai penggeraknya. 



Pergerakan Matahari


Matahari tidak diam saja, tetapi selalu bergerak dengan energi, baik secara individu maupun sebagai bagian dari sistem. Gerakannya dapat dibagi menjadi dua bagian besar: rotasi dan revolusi.


Rotasi matahari adalah gerakan berputar pada sumbunya. Ini seperti matahari berputar di tempatnya. Butuh sekitar 25,5 hari untuk berputar di sekitar ekuator dan sekitar 27 hari di sekitar kutub matahari untuk satu putaran lengkap.


Revolusi matahari adalah gerakan saat matahari dan kelompok bintang yang bersamanya bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti, seperti perjalanan besar melingkar.



Manfaat Matahari


Matahari seperti lampu raksasa di luar angkasa yang menghasilkan cahaya dan panas. Tentu hal Ini sangat penting karena cahaya dan panas dari matahari membuat planet-planet seperti Bumi menjadi tempat yang bisa dihuni manusia, tumbuhan, dan hewan. 


Selain memberikan cahaya dan panas, matahari juga bertanggung jawab atas iklim dan cuaca, yang memungkinkan berbagai bentuk kehidupan di Bumi.


Pengertian Planet, Klasifikasi, dan Macam-Macamnya. Pembahasan Lengkap!

Pengertian Planet, Klasifikasi, dan Macam-Macamnya. Pembahasan Lengkap!

Planet adalah benda di luar angkasa yang berbentuk bulat mengelilingi matahari dan tidak menghasilkan cahaya sendiri. Planet di sistem tata surya dibagi berdasarkan massanya yakni planet bermassa besar dan bermassa kecil, dan berdasarkan jaraknya ke matahari yakni planet dalam dan planet luar. Adapun planet-planet yang ada di sistem tata surya kita yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.


Pengertian Planet, Klasifikasi, dan Macam-Macamnya.
Apa itu planet? Seperti apa klasifikasi planet?
Ada berapa macam planet?
Seperti apa penjelasan masing-masing planet?.
Simak pembahasannya di bawah ini!



Pengertian Planet


Planet adalah benda di luar angkasa yang tidak menghasilkan cahaya sendiri. Planet berbentuk seperti bulat dan berputar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki sahabat yang disebut satelit yang mengelilingi mereka.


Sistem tata surya memiliki delapan planet. Planet-planet tersebut diatur berdasarkan jarak dari matahari. Planet-planet itu adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semua planet ini bergerak mengelilingi matahari dalam jalur yang berbeda-beda di tata surya kita.


Klasifikasi Planet


Berdasarkan Massanya

  1. Planet yang lebih besar, seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, disebut Planet Bermassa Besar
  2. Planet yang lebih kecil, termasuk Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, disebut Planet Bermassa Kecil


Berdasarkan Jaraknya ke Matahari


1. Planet Dalam (Interior Planet) 


Planet dalam adalah planet-planet yang lebih dekat dengan Matahari daripada Bumi atau berada di antara Bumi dan Matahari. Merkurius dan Venus adalah planet dalam berdasarkan kriteria ini.


Kedua planet ini, Merkurius dan Venus, memiliki kecepatan berputar di sekitar Matahari yang berbeda, sehingga posisinya jika dilihat dari Bumi akan selalu berubah. Posisi relatif planet terhadap garis Bumi-Matahari disebut elongasi. Elongasi Merkurius terhadap garis Bumi-Matahari berkisar antara 0°–28°, sedangkan elongasi Venus berkisar antara 0°–50°.


2. Planet Luar (Eksterior Planet) 


Planet luar adalah jenis planet yang lebih jauh dari matahari daripada bumi atau mengorbit di luar jalur orbit bumi. Beberapa planet yang termasuk dalam kategori ini adalah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.


Jika kita melihat dari bumi, planet-planet ini bisa berada dalam posisi yang berbeda terhadap matahari. Saat sudut posisinya berkisar antara 0° hingga 180°, planet-planet ini dapat dilihat dari bumi dalam berbagai sudut. Ketika salah satu planet mencapai sudut 180°, ini menandakan bahwa planet tersebut sedang berada dalam posisi oposisi. Ini berarti planet tersebut berada di sisi berlawanan dari matahari jika dilihat dari bumi, dan pada saat itu, planet tersebut akan berada paling dekat dengan bumi.


Namun, jika sudutnya mencapai 0°, planet tersebut mencapai posisi konjungsi. Hal ini berarti planet tersebut berada dalam garis lurus dengan matahari ketika dilihat dari bumi. Pada saat konjungsi, planet tersebut berada pada jarak terjauhnya dari bumi.


Macam-Macam Planet


1. Merkurius


Merkurius adalah planet yang terletak paling dekat dengan matahari. Jarak rata-ratanya sekitar 57,8 juta km. Karena begitu dekat dengan matahari, suhunya sangat ekstrem. Pada siang hari, suhunya mencapai 400° C yang sangat panas, sedangkan pada malam hari, suhunya bisa turun drastis hingga -200° C yang sangat dingin. Perbedaan suhu yang besar ini karena Merkurius tidak memiliki lapisan udara pelindung.


Ukuran Merkurius sangat kecil dibandingkan planet lain di tata surya. Diameter rata-ratanya hanya 4.850 km, hampir sebanding dengan bulan yang memiliki diameter sekitar 3.476 km. Gerakannya berevolusi mengelilingi matahari terjadi dalam orbit yang agak lonjong, dan membutuhkan sekitar 88 hari untuk satu kali putaran mengelilingi matahari. Merkurius juga berotasi dalam waktu sekitar 59 hari.


2. Venus


Venus adalah planet yang letaknya paling dekat dengan Bumi, sekitar 42 juta kilometer saja. Karena dekatnya itu, Venus bisa terlihat jelas dari Bumi seperti bintang terang yang bersinar dengan indah, terutama saat pagi atau senja. Orang-orang di Bumi sering menyebut Venus sebagai "bintang pagi" ketika berada di sisi barat langit atau "bintang senja" ketika di sisi timur langit.


Selain karena dekat, cahaya Venus juga lebih terang karena ada awan putih di atmosfernya. Awan tersebut memantulkan cahaya matahari, membuat Venus tampak berkilauan.


Venus sekitar 108 juta kilometer dari Matahari, dengan atmosfer tebal yang terdiri dari gas karbondioksida dan sulfat. Karena itu, siang hari di Venus sangat panas, mencapai 477 derajat Celsius. Malam hari juga panas karena atmosfer yang mempertahankan panasnya. Venus memiliki ukuran diameter sekitar 12.140 kilometer, berotasi sekitar 244 hari dan berevolusi mengelilingi Matahari dalam waktu sekitar 225 hari.


3. Bumi


Bumi adalah planet ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya dari matahari sekitar 150 juta km. Bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 365,25 hari dan berotasi pada sumbunya dalam waktu sekitar 23 jam 56 menit dengan arah dari barat ke timur. Satelit alami Bumi adalah Bulan yang selalu mengelilingi Bumi.


Ukuran Bumi sekitar 12.756 km, hampir sama dengan ukuran Venus.


4. Mars


Mars adalah planet di luar bumi yang paling dekat dengan kita. Kita bisa melihatnya dengan jelas dari bumi sekitar setiap 2 tahun 2 bulan, ketika posisinya berlawanan dengan matahari. Saat itu, jaraknya hanya sekitar 56 juta km dari bumi.


Mars adalah satu-satunya planet yang kita bisa amati permukaannya menggunakan teleskop dari bumi. Planet lain sulit dilihat karena ditutupi oleh lapisan gas tebal dan terlalu jauh dari bumi.


Mars mirip dengan bumi dalam beberapa hal, sehingga mungkin bisa ada kehidupan di sana. Itu sebabnya para ilmuwan lebih banyak mempelajari Mars daripada planet lain di tata surya.


Jarak rata-rata Mars ke matahari sekitar 228 juta km, dan butuh sekitar 687 hari untuk berevolusi mengelilingi matahari. Satu hari di Mars berlangsung sekitar 24 jam 37 menit. Planet ini sekitar setengah ukuran bumi, dengan diameter sekitar 6.790 km. Mars memiliki atmosfer tipis dengan suhu lebih rendah daripada di bumi. Planet ini juga punya dua bulan, yaitu Phobos dan Deimos.


5. Yupiter


Yupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita. Ukurannya sangat besar, sekitar 142.600 km dalam diameter. Planet ini terbuat dari materi ringan seperti hidrogen dan helium yang tersusun dalam kepadatan rendah.


Yupiter berada cukup jauh dari matahari, sekitar 778 juta km. Ia berputar dengan sangat cepat di sekitar porosnya, hanya dalam waktu sekitar 9 jam 50 menit. Dan butuh waktu sekitar 11,9 tahun untuk berevolusi mengelilingi matahari sekali.


Planet ini memiliki banyak sekali satelit, sekitar 13 buah. Beberapa di antaranya sangat besar, seperti Ganimedes, Calisto, Galilea, Io, dan Europa.


6. Saturnus


Saturnus adalah planet terbesar kedua setelah Yupiter. Ukurannya sekitar 120.200 km dalam diameter. Saturnus berotasi mengelilingi porosnya dalam waktu sekitar 10 jam 14 menit, dan mengorbit Matahari dalam waktu sekitar 29,5 tahun. Planet ini memiliki tiga cincin tipis yang selalu sejajar dengan garis ekuatornya. Cincin-cincin ini dikenal sebagai Cincin Luar, Cincin Tengah, dan Cincin Dalam.


Ukuran cincin-cincin Saturnus juga beragam. Cincin Luar memiliki diameter sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar 152.000 km, dan Cincin Dalam sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan permukaan Saturnus terdapat jarak sekitar 11.265 km yang kosong.


Atmosfer Saturnus sangat padat dan terdiri dari gas seperti hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet ini juga memiliki sekitar 11 satelit, diantaranya yang terkenal adalah Titan, Rhea, Tethys, dan Dione.


7. Uranus


Planet Uranus lebih besar daripada Bumi, dengan ukuran diameter sekitar 49.000 km, hampir empat kali lipat dari Bumi. Jika diukur, maka membutuhkan waktu sekitar 84 tahun untuk mengelilingi Matahari, sementara rotasinya berlangsung sekitar 10 jam 49 menit.


Tapi, yang menarik dari Uranus adalah cara berputarnya yang agak berbeda dari planet lain. Sumbunya seolah sejajar dengan cahaya matahari yang datang, sehingga kadang-kadang salah satu kutubnya menghadap Matahari.


Di atmosfer Uranus, terdapat campuran hidrogen, helium, dan metana. Di sekitar Uranus, terdapat lima satelit yang mengelilinginya: Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Uranus dari Matahari sekitar 2.870 juta km.


Sama seperti Yupiter dan Saturnus, Uranus juga termasuk dalam kategori planet raksasa yang sebagian besar terbuat dari gas. Uranus juga memiliki cincin yang tipis, dengan ketebalan sekitar satu meter, yang terdiri dari partikel gas yang sangat kecil dan redup.


8. Neptunus


Neptunus adalah planet besar yang lebih tinggi tingkatannya, dengan ukuran diameter sekitar 50.200 km. Jarak rata-rata Neptunus dari matahari sekitar 4.497 juta km. Planet ini menghabiskan waktu sekitar 164,8 tahun untuk berevolusi mengelilingi matahari, sementara satu kali putaran penuhnya memerlukan sekitar 15 jam 48 menit.


Atmosfer Neptunus diisi oleh gas-gas seperti hidrogen, helium, metana, dan amoniak, yang lebih padat daripada yang ditemukan di planet Yupiter dan Saturnus. Ada dua bulan yang mengorbit Neptunus, yaitu Triton dan Nereid. Di sekitar Neptunus terdapat dua cincin utama dan dua cincin yang kurang terang di bagian dalam, masing-masing memiliki lebar sekitar 15 km.


Pada mulanya, ada sembilan planet yang diakui dalam sistem tata surya kita. Setelah kita membicarakan delapan planet yang telah dijelaskan sebelumnya, masih ada satu planet lagi, yaitu Pluto. Namun, segalanya berubah setelah pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26 di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 24 Agustus 2006. 


Pada kesempatan itu, 424 ahli astronom dari berbagai penjuru dunia bersama-sama memutuskan untuk mengubah status Pluto. Oleh karena itu, Pluto, yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil yang menduduki peringkat kesembilan dalam daftar planet tata surya, harus dikeluarkan dari daftar planet. Saat ini, status Pluto berubah menjadi planet kerdil (dwarf planet).


Para ahli astronom setuju bahwa benda di luar angkasa disebut planet jika cukup besar dan tetap berada di jalur mengelilingi matahari. Mereka juga tidak boleh berbagi jalur dengan planet lain. Namun, Pluto tidak memenuhi syarat ini karena jalur orbitnya tumpang tindih dengan Neptunus. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap sebagai planet dalam sistem tata surya.


Tata Surya: Pengertian, Struktur, dan Proses Pembentukannya

Tata Surya: Pengertian, Struktur, dan Proses Pembentukannya

Tata surya adalah sistem di jagat raya yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya. Struktur tata surya terdiri dari benda-benda angkasa seperti matahari, planet-planet, satelit-satelit, asteroid, dan komet. Ada beberapa teori terkait proses pembentukan tata surya yakni, teori nebula, teori planetesimal, teori pasang surut, teori bintang kembar, dan teori awan debu.


Tata Surya: Pengertian, Struktur, dan Proses Pembentukannya
Apa itu tata surya? Seperti apa struktur tata surya?
Bagaimana proses pembentukan tata surya?
Simak penjelasannya dibawah ini!



Pengertian Tata Surya


Pengertian tata surya


Tata surya atau sistem matahari adalah sebuah sistem di jagat raya yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya. Sistem ini juga mencakup planet-planet, termasuk bumi, satelit-satelit seperti bulan, asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya yang beredar mengelilingi matahari, pastinya dengan orbit atau lintasan masing-masing.


Berdasarkan penjelasan di atas, diperkirakan bahwa bintang-bintang lain kemungkinan juga memiliki sistem yang mirip dengan tata surya yang memiliki pusat dan lintasan orbit tertentu. Nah, Hal Ini tidak menutup kemungkinan bahwa setiap bintang memiliki sistem bintangnya sendiri seperti matahari, mengingat jumlah bintang yang ada di jagat raya mencapai miliaran.


Namun, pertanyaannya sekarang adalah apakah ada kehidupan selain di Bumi? Ini adalah pertanyaan menarik yang masih menjadi misteri, sobat. Meskipun telah ditemukan banyak planet di luar tata surya kita yang disebut "exoplanet", belum ada bukti pasti tentang keberadaan kehidupan di tempat lain di jagat raya. Sampai saat ini, keberadaan kehidupan di luar planet kita masih menjadi sebuah teka-teki yang menarik.



Struktur Tata Surya


Struktur tata surya


Benda-benda angkasa yang merupakan bagian utama dari tata surya adalah:

  1. Matahari, "The Sun."
  2. Planet-planet "The Planets."
  3. Bulan dan satelit-satelit lainnya.
  4. Asteroid.
  5. Komet.



Teori Pembentukan Tata Surya


Teori Pembentukan Tata Surya


1. Teori Nebula


Teori Nebula pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Jerman bernama Immanuel Kant, yang hidup pada tahun 1724-1804. Menurut Kant, Tata Surya berasal dari nebula, yakni gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi, dan berputar dengan sangat lambat. Perputaran yang lambat ini menyebabkan materi berkumpul di beberapa tempat dengan massa jenis yang tinggi, yang disebut inti massa. Inti massa terbesar terbentuk di tengah, sementara yang lebih kecil terbentuk di sekitarnya. Proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil membuatnya berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang terbesar tetap menjadi Matahari yang bersinar dan bersuhu tinggi.


Teori Nebula lainnya juga dikemukakan oleh seorang astronom Perancis bernama Pierre Simon de Laplace, yang hidup pada tahun 1749-1827. Menurut Laplace, Tata Surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar dengan sangat cepat. Karena putaran yang cepat ini, bagian-bagian dari bola gas tersebut terlepas dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas ini berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sementara bola gas utama menjadi Matahari.


2. Teori Planetesimal


Menurut Moulton dan Chamberlain (1900), tata surya terbentuk dari bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal. Bahan-bahan ini mengelilingi inti berwujud gas dan bersuhu tinggi. Kemudian, planet-planet terbentuk dari gabungan planetesimal, sementara inti berwujud gas yang besar membentuk matahari.


3. Teori Pasang Surut


Astronom Jeans dan Jeffreys (1917) berpendapat bahwa pada awalnya, tata surya hanya terdiri dari matahari tanpa planet atau anggota lainnya. Planet-planet dan anggota tata surya lainnya terbentuk ketika bagian-bagian dari matahari tertarik dan terlepas karena pengaruh gravitasi bintang yang melintas dekat matahari. Bagian-bagian yang terlepas ini berbentuk seperti cerutu panjang yang berputar mengelilingi matahari. Lama kelamaan, bagian-bagian tersebut mendingin dan membentuk planet-planet.


4. Teori Bintang Kembar


Teori Bintang Kembar oleh Lyttleton (1930) menyatakan bahwa awalnya matahari adalah bintang kembar yang mengelilingi satu sama lain. Pada suatu masa, terjadi tabrakan antara matahari dan bintang lain yang menghancurkan salah satu bintang kembar tersebut. Bagian-bagian kecil hasil tabrakan ini terus berputar dan mendingin, akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari.


5. Teori Awan Debu


Menurut Von Weizsäcker (1945) dan G.P. Kuiper (1950), tata surya berasal dari awan debu dan gas (hidrogen dan helium) yang sangat luas. Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan penyusutan karena gaya tarik-menarik dan gerakan perputaran yang cepat dan teratur. Hal ini membentuk piringan seperti cakram. Pada akhirnya, inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sementara bagian pinggirnya berubah bentuk menjadi planet-planet. 


Ahli astronomi yang lain, seperti F.L Whipple dari Amerika Serikat dan Hannes Alfven dari Swedia, juga mengemukakan teori awan debu yang sama, di mana matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya, yang kemudian membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.


3 Cabang Ilmu Geografi: Geografi Fisik, Manusia, dan Teknik

3 Cabang Ilmu Geografi: Geografi Fisik, Manusia, dan Teknik

Tiga cabang ilmu geografi yakni, geografi fisik yang mempelajari terkait bentuk permukaan bumi, geografi manusia mempelajari manusia dalam konteks ruang, dan geografi teknik yang mempelajari cara-cara untuk menyajikan dan menganalisis data dan informasi geografis.


3 Cabang Ilmu Geografi: Geografi Fisik, Manusia, dan Teknik
Apa cabang ilmu geografi?
Apa itu geografi fisik, manusia, dan teknik?
Simak penjelasannya di bawah ini!


Kamu udah tau belum, kalau di Ilmu Geografi ada dua objek kajiannya? Yakni objek material dan objek formal. Nah, karena ilmu geografi membahas banyak hal dan begitu luas nih, kalau di objek material kan mempelajari hubungan antara bumi dengan manusia seperti litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer. Kalau objek formal, mempelajari bagaimana geografi melihat dan memahami fenomena yang ada dipermukaan bumi.  


Dengan luasnya objek pembahasan ilmu geografi tersebut, makanya geografi dibagi atas tiga cabang ilmu sobat!. Yuk kita bahas tiga cabang ilmu geografi!



Geografi Fisik


Pengertian geografi fisik


Geografi fisik adalah studi tentang bentang lahan atau bagian permukaan bumi yang terbentuk melalui interaksi dan interdependensi bentuk lahan. Fokus utamanya adalah pada lapisan hidup atau life layer dari lingkungan fisik, yaitu zona tipis di atas daratan dan lautan yang menjadi tempat fenomena kehidupan banyak terjadi.


Beberapa ilmu yang mendukung geografi fisik adalah sebagai berikut:


  1. Meteorologi dan Klimatologi: Ilmu yang mempelajari cuaca dan iklim di atmosfer.
  2. Oseanografi: Ilmu yang mempelajari lautan dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, seperti sedimen, batuan dasar laut, interaksi laut dengan atmosfer, pergerakan air laut, serta tenaga atau gaya yang menyebabkan pergerakan tersebut.
  3. Hidrologi dan Hidrografi: Hidrologi mempelajari gerakan dan distribusi air di bumi, sedangkan hidrografi berhubungan dengan penelitian dan pemetaan air di permukaan bumi.
  4. Geologi dan Geomorfologi: Geologi menjelaskan bagaimana bumi terbentuk dan berubah dari waktu ke waktu, sementara geomorfologi mempelajari bentuk permukaan lahan dan sejarah pembentukannya.
  5. Ilmu Tanah dan Geografi Tanah: Ilmu tanah mempelajari sifat-sifat tanah, sedangkan geografi tanah mempelajari tentang tanah secara menyeluruh, termasuk sifat, genesis, penyebaran, dan penerapannya di kehidupan manusia.
  6. Biologi dan Biogeografi: Biologi adalah ilmu pengetahuan tentang tumbuhan dan hewan, sedangkan biogeografi mempelajari penyebaran organisme dalam ruang dan waktu, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi, atau menentukan pola penyebaran tersebut.


Dengan demikian nih, geografi fisik bersifat interdisipliner, melibatkan berbagai ilmu untuk memahami dan menjelaskan berbagai fenomena dan proses yang terjadi di permukaan bumi.



Geografi Manusia


Pengertian geografi manusia


Geografi manusia adalah studi tentang manusia dalam konteks ruang atau spasial, termasuk berbagai aspek seperti jumlah penduduk, penyebaran penduduk, dinamika penduduk, aktivitas ekonomi, politik, sosial, dan budayanya. Beberapa cabang geografi manusia antara lain:


1. Ilmu Ekonomi dan Geografi Ekonomi


Ilmu Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia untuk memperoleh kemakmuran, serta gejala-gejala dan hubungan timbal balik dari usaha tersebut. Di sisi lain, geografi ekonomi membahas bagaimana manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam, menghasilkan barang dagangan, serta pola lokasi dan persebaran kegiatan industri.


2. Ilmu Politik dan Geografi Politik


Ilmu Politik berhubungan dengan kegiatan dalam suatu negara yang berhubungan dengan proses menetapkan tujuan-tujuan yang telah dipilih oleh negara untuk mencapai tujuan tersebut. Geografi Politik mempelajari unit-unit politik, seperti wilayah, perbatasan, serta ibu kota suatu wilayah dengan memperhatikan unsur-unsur kekuatan nasional dan politik internasional.


3. Demografi dan Geografi Penduduk


Demografi adalah ilmu yang mempelajari kondisi dan dinamika perubahan penduduk. Geografi Penduduk adalah cabang geografi yang mempelajari perbedaan kualitas ruang dalam demografi dan aspek non-demografi dari penduduk. Selain itu, Geografi Penduduk juga mempelajari konsekuensi sosial dan ekonomi yang muncul akibat dari interaksi antara penduduk dengan kondisi-kondisi tertentu di suatu daerah.



Geografi Teknik


Pengertian geografi teknik


Geografi teknik mempelajari cara-cara untuk menyajikan dan menganalisis data dan informasi geografis menggunakan peta, diagram, foto udara, dan citra hasil penginderaan jauh. Di bawah ini adalah cabang-cabang ilmu Geografi Teknik:


  1. Kartografi, merupakan ilmu dan seni pembuatan peta. Peta dibuat berdasarkan pengukuran dan pengumpulan data dari berbagai elemen di permukaan bumi, yang dilakukan oleh surveyor, geograf, dan kartograf.
  2. Penginderaan Jauh, adalah ilmu dan seni yang menghasilkan informasi tentang objek, daerah, atau gejala tanpa perlu kontak langsung dengan objek yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh melalui alat-alat tertentu.
  3. Sistem Informasi Geografis, merupakan sistem informasi berbasis komputer yang mampu menyimpan, mengelola, memproses, dan menganalisis data geografis dan nongeografis. Sistem ini juga menyajikan informasi dan grafis secara terpadu.


Pengertian Geografi dan Objek Kajian Geografi. Pembahasan Lengkap!

Pengertian Geografi dan Objek Kajian Geografi. Pembahasan Lengkap!

Geografi adalah disiplin ilmu yang pembahasannya fokus pada bumi dan segala isinya. Geografi mempelajari berbagai peristiwa, gejala, atau fenomena yang muncul akibat interaksi antara unsur fisik dan sosial. Objek kajian dalam ilmu geografi terdiri dari objek material dan objek formal.


Pengertian Geografi dan Objek Kajian Geografi
Apa pengertian geografi? Apa objek kajian geografi?
Simak jawabannya di bawah ini!


Pengertian Geografi


Kamu udah tau belum apa itu geografi?. Nah, sebenarnya nih pengertian geografi sudah dijelaskan oleh beberapa ahli, tentu penjelasannya tergantung pada pengetahuan dan latar belakang pengetahuan oleh orang tersebut. Berikut ini adalah beberapa ringkasan terkait pengertian geografi dari beberapa ahli. 


Pengertian Geografi


1. Karl Ritter


Geografi adalah studi tentang daerah-daerah yang berbeda di permukaan bumi dalam  keragamannya.


2. Finch C. Vernor


Geografi adalah studi yang menjelaskan suatu daerah di permukaan bumi beserta analisisnya. Tidak hanya menyoroti fenomena tertentu, tetapi juga memperhatikan perubahan dan dinamika yang terjadi di atasnya.


3. Ellsworth Huntington


Geografi adalah studi tentang alam dan persebarannya melalui relasi atau hubungan antara lingkungan dan aktivitas manusia..


4. R. Bintarto


Geografi adalah studi yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi. Kajian ini mencakup aspek fisik dan makhluk hidup beserta permasalahannya, dengan menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan regional.


5. Ikatan Geografi Indonesia (IGI)


Geografi adalah studi pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer melalui pendekatan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. 


Selanjutnya, dari berbagai pandangan ahli mengenai geografi, dapat ditarik kesimpulan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang perhatiannya fokus pada bumi dan segala isinya. Geografi mempelajari berbagai peristiwa, gejala, atau fenomena yang muncul akibat interaksi antara unsur fisik dan sosial dalam konteks keruangan, kelingkungan, dan wilayah.


Dalam pengertian yang lebih sederhana, geografi adalah ilmu yang mengkaji berbagai hal berikut ini:


  1. Bagaimana fenomena menyebar di atas permukaan bumi.
  2. Hubungan antara fenomena yang terjadi di suatu tempat.
  3. Hubungan antara fenomena di satu tempat dengan fenomena di tempat lain.
  4. Dampak dari suatu fenomena terhadap fenomena lainnya.
  5. Perbedaan atau variasi fenomena dari satu tempat ke tempat lain.
  6. Penjelasan mengapa suatu fenomena hanya ada di suatu tempat dan tidak di tempat lain.
  7. Penyebaran dan interaksi antara fenomena di berbagai tempat.
  8. Mengetahui lokasi dan penyelidikan lebih lanjut mengenai fenomena tertentu.
  9. Akibat dari suatu peristiwa di suatu tempat terhadap fenomena di tempat lain.
  10. Mencari manfaat dari suatu fenomena untuk pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.


Jadi, geografi merupakan ilmu yang luas dan kompleks karena mencakup berbagai aspek dalam memahami bagaimana fenomena di bumi ini berinteraksi dan berpengaruh satu sama lain.


Objek Kajian Geografi


Banyak ahli telah mengajukan berbagai objek kajian dalam ilmu geografi, namun semuanya memiliki perbedaan. Jika kita menyusunnya dengan baik, kita dapat melihat bahwa objek geografi terdiri dari dua aspek, yaitu material dan formal.


Objek Kajian


1. Objek Material


Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bumi dan kehidupan manusia. Objek material geografi yaitu Litosfer (kulit bumi), Atmosfer (udara), Hidrosfer (air), Biosfer (hewan dan tumbuhan), dan Antroposfer (manusia).


Setiap lapisan tersebut juga dikaji oleh bidang ilmu lain. Misalnya, Geologi mengkaji litosfer, Klimatologi, Geofisika, dan Meteorologi mengkaji atmosfer, Hidrologi mengkaji hidrosfer, dan Biologi mengkaji biosfer. Sementara itu, disiplin ilmu seperti Sosiologi, Antropologi, Politik, dan Ekonomi, mengkaji lapisan antroposfer.


Kalau begitu, geografi dimana ya?. Geografi berada di persimpangan antara ilmu alam dan ilmu sosial. Hal Ini karena geografi mempelajari integrasi ilmu kebumian dan kehidupan manusia. Geografi juga memahami bagaimana faktor fisik dan manusia saling mempengaruhi.


Ciri-ciri geografi yang harus kamu tahu:


  1. Memandang permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia yang berpengaruh terhadap kehidupan.
  2. Mempelajari penyebaran manusia di ruang dan bagaimana ruang tersebut memiliki sumber daya yang berbeda.
  3. Memahami ciri khas suatu daerah sehingga diketahui persamaan dan perbedaan wilayah di bumi.
  4. Selalu mengaitkan fenomena atau gejala dengan unsur letak, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi, dan keterkaitan ruang.


Contohnya seperti ini, saat mempelajari masalah banjir, Geografi tidak hanya melihat berapa luas genangan air, seberapa dalam, dan bagaimana dampaknya pada kehidupan manusia. Lebih dari itu, kita juga mempelajari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan banjir. Misalnya, bagaimana penggunaan lahan di daerah hulu sungai, bagaimana masyarakat bertani, kemiringan lerengnya seperti apa, seberapa sering hujan turun, dan bagaimana budaya masyarakat di daerah hulu sungai.


Selanjutnya, kita juga mengamati peran daerah hilir sebagai tempat air banjir mengalir, termasuk bagaimana lebar dan kedalamannya, penggunaan lahannya seperti apa, serta faktor-faktor sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat disekitar sungai.


2. Objek Formal


Objek formal geografi adalah cara kita melihat dan memahami gejala yang ada di permukaan bumi, baik itu berupa keadaan fisik maupun keadaan sosialnya. Untuk memahami objek formal ini, kita dapat melihat tiga hal berikut:


  1. Pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi, yaitu bagaimana gejala-gejala ini terdistribusi atau teratur secara spasial (spatial pattern).
  2. Keterkaitan atau hubungan yang terjadi antara gejala atau fenomena tersebut, yaitu bagaimana gejala-gejala ini saling berinteraksi dan berpengaruh satu sama lain di dalam sistem ruang (spatial system).
  3. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut, yaitu bagaimana gejala-gejala ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan bagaimana proses-proses tersebut berlangsung di dalam ruang (spatial process).


Dalam perspektif formal, ada beberapa pertanyaan yang dikenal dengan 5W + 1H. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu dalam memahami gejala-gejala yang ada di permukaan bumi dan menjadi cara pandang geografi. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan tersebut:


  1. What: Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
  2. Where: Pertanyaan ini mengenai lokasi dan persebaran fenomena atau gejala di permukaan bumi, untuk mengetahui di mana fenomena tersebut terjadi.
  3. When: Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kapan peristiwa tersebut terjadi.
  4. Why: Pertanyaan ini bertujuan untuk memahami mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi.
  5. Who: Pertanyaan ini berkaitan dengan mencari pelaku dari terjadinya peristiwa alam, sehingga bisa diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut.
  6. How: Pertanyaan ini digunakan untuk mencari jawaban tentang bagaimana cara menyelesaikan peristiwa tersebut dengan baik. 


Tema pokok dalam geografi formal adalah tentang region, yaitu daerah yang memiliki karakteristik unik dan dapat dibedakan dari daerah lain. Karakteristik ini dapat berupa hal-hal fisik, manusia, atau kombinasi dari keduanya.


Cara menentukan region pun beragam, tergantung pada kriteria yang digunakan, seperti aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan kriteria lainnya. Jangkauan region juga bervariasi, mulai dari desa, kota, kabupaten, provinsi, negara, hingga himpunan internasional, contohnya Asia Tenggara.


Sejarah Perkembangan Geografi dan 7 Tokoh Geografi Dunia

Sejarah Perkembangan Geografi dan 7 Tokoh Geografi Dunia

Geografi adalah disiplin ilmu yang sudah ada sejak manusia tinggal di bumi dan berkembang seiring dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Perkembangan ilmu geografi tidak lepas dari periode Abad Kegelapan dan kebudayaan Islam. Pandangan atau paham geografi pun mengalami perubahan dari fisis determinisme menjadi posibilisme.


Sejarah Perkembangan Geografi dan 7 Tokoh Geografi Dunia
Bagaimana sejarah geografi? Dan siapa saja tokoh
yang berperan dalam perkembangan ilmu geografi?.
Silahkan disimak jawabannya di bawah ini!


Sejarah Geografi 


Kamu sadar ngak nih, kalau ilmu geografi atau pengetahuan tentang bumi itu sudah ada sejak manusia diciptakan di dunia loh sobat. Kenapa? Sejak lahir, manusia membutuhkan banyak sekali kebutuhan untuk hidup, seperti udara yang segar, makanan dan minuman, pakaian untuk melindungi tubuh dan tempat tinggal tentunya.


Nah, karena kebutuhan hidup manusia tidak bisa terpenuhi dari lingkungan sekitar atau tempat tinggalnya saja, dan ditambah lagi dengan rasa keponya dengan berbagai fenomena di permukaan bumi, membuat manusia untuk bepergian lebih jauh di luar dari wilayahnya.


Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah mendorong manusia untuk mempelajari alam secara lebih mendalam sobat. Contohnya, perdagangan antardaerah yang terjadi mendorong mereka untuk mengenal dan mempelajari daerah lain, sehingga mereka bisa memahami bagaimana kondisi alam, penduduk, dan banyak hal lainnya sobat. Nah, kemudian hasil dari perjalanan jauhnya tersebut disampaikan kepada orang lain, yang membuat mereka juga tertarik untuk pergi ke tempat tersebut. Nah, disinilah asal mula kemunculan ilmu geografi. 


Selanjutnya, perkembangan ilmu geografi pertama kali dilakukan oleh orang Yunani sobat, yang berusaha untuk bebas dari pemikiran dan kepercayaan mitos belaka, dan mengembangkan keyakinan kalau dewa-dewa yang mereka percaya itu tidak ada hubungannya dengan semua kejadian yang ada di bumi.


Dalam masa perkembangan ilmu geografi, terjadi periode Abad Kegelapan atau The Dark Age yang mana pada masa tersebut banyak pengetahuan dan kebudayaan bangsa Yunani dan Romawi mengalami kemunduran. Namun, seiring dengan munculnya kebudayaan Islam, geografi kembali menjadi ilmu pengetahuan yang penting terutama untuk perdagangan dan penyebaran agama Islam.


Nah, walaupun perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran di Eropa pada Abad Kegelapan, setelah berakhirnya Perang Salib dan kemunculan Masa Renaissance, akhirnya ilmu pengetahuan kembali mengalami perkembangan. Sejak abad ke-15 sampai saat ini, geografi sudah banyak melakukan kajian tentang alam dan berbagai aspek kehidupan di permukaan bumi loh!.


Tokoh Geografi


7 Tokoh Geografi Dunia


Sejak kelahirannya ilmu geografi sebagai suatu disiplin ilmu, banyak tokoh ilmuwan yang memberikan penjelasannya terkait kajian geografi. Ada siapa aja ya orangnya? 


1. Eratosthenes


Eratosthenes, seorang tokoh yang sangat berjasa dalam memperkenalkan konsep geografi, memperkenalkan sebuah istilah menarik, yaitu "Geographika" yang artinya "Writing about Earth" atau "Description of The Earth"


Prestasi luar biasa Eratosthenes adalah membuktikan bahwa bumi memiliki bentuk bulat. Untuk melakukan ini, ia melakukan pengukuran saat matahari berada di Belahan Bumi Utara, khususnya di Kota Aswan (Seyne). Dengan cerdik, Eratosthenes membuat sumur, sehingga sinar matahari tepat tegak lurus di atas sumur tersebut. Kemudian, dia membandingkan sudut datang sinar matahari di Kota Iskandariah. Dari hasil perbandingan ini, dia berhasil menghitung bahwa keliling bumi sekitar 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Luar biasanya, hasil pengukuran ini ternyata sesuai dengan keliling bumi sebenarnya loh sobat!.


2. Crates


Crates, sosok yang brilian, membawa hasil pengukuran Eratosthenes ke tingkat selanjutnya dengan menciptakan sebuah globe pertama yang menarik dan sederhana.


Tidak puas dengan itu, Crates tak segan menambahkan tiga benua tambahan untuk menciptakan keseimbangan sempurna pada globe buatannya. Hal tersebutlah yang kemudian melahirkan ide Antipoda, sebuah konsep epik tentang benua selatan yang megah yang dikenal sebagai Terra Australis.


3. Claudius Ptolemaeus


Claudius Ptolemaeus dianggap sebagai tokoh awal dalam pengembangan ilmu geografi. Dalam bukunya yang berjudul "Geographike Unphegesis" Ptolemaeus memberikan kontribusi penting dalam menggambarkan batasan-batasan geografi. Secara sederhana, geografi adalah cara kita menyajikan peta yang menunjukkan berbagai fitur dan keadaan di permukaan bumi.


4. Bernhardus Varenius


Menurut Bernhardus Varenius, dalam geografi terdapat dua hal yang berbeda. Di satu sisi, geografi mempelajari proses dan fenomena alamiah. Di sisi lain, disiplin ilmu geografi juga mempelajari fenomena sosial dan budaya yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat.


Berdasarkan pemikiran tersebut, Varenius membagi geografi menjadi dua bagian yang lebih mudah dipahami, yaitu:


a. Geografi Generalis

  1. Terrestrial, membahas mengenai bentuk dan ukuran bumi secara keseluruhan.
  2. Falakiyah, tentangt hubungan antara bumi dengan planet dan bintang-bintang di jagat raya.
  3. Komparatif, terkait deskripsi menyeluruh tentang bumi.


b. Geografi Sosialis

  1. Aspek langit, secara khusus membahas tentang iklim.
  2. Aspek permukaan bumi, terkait informasi tentang relief, flora, dan fauna di berbagai negara.
  3. Aspek manusia, tentang berbagai penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai negara.


5. Immanuel Kant


Immanuel Kant dianggap sebagai tokoh yang memberikan landasan bagi perkembangan geografi modern dan juga sebagai pengembang konsep determinisme fisik. Menurutnya, geografi merupakan sebuah disiplin ilmiah yang penting. Kant memandang ilmu pengetahuan dari tiga sudut yang berbeda, yakni:


  1. Ilmu pengetahuan yang mengelompokkan fakta-fakta berdasarkan jenis objek yang dipelajarinya disebut ilmu pengetahuan sistematik. Contohnya, Botani, Geologi, dan Sosiologi.
  2. Ilmu pengetahuan yang melihat hubungan antara fakta-fakta dari masa ke masa disebut Sejarah.
  3. Ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta-fakta yang berkaitan dengan ruang disebut Geografi.


6. Alexander von Humboldt


Alexander von Humboldt mengklasifikasikan ilmu pengetahuan dan membaginya menjadi tiga golongan, yaitu:


  1. Physiography, adalah ilmu yang berfokus pada sistematika penelitian tentang bentuk dan fitur fisik bumi.
  2. Naturchicte, adalah cabang ilmu yang menekankan hubungan antara fenomena alam dengan aspek waktu, seperti perubahan dan evolusi.
  3. Geognosie oder weltbeschreibung, adalah deskripsi tentang bumi atau dunia yang membahas tentang pola dan distribusi geospasial.


Berdasarkan tulisannya tentang kajian geografi, Alexander von Humboldt diakui sebagai tokoh yang memberikan fondasi bagi pengembangan geografi fisika modern.


7. Karl Ritter


Karl Ritter berpendapat bahwa alam memiliki peran penting dalam menentukan berbagai fenomena manusia (dikenal sebagai fisis determinis). Dia juga diakui sebagai tokoh utama dalam pengembangan geografi sosial.


Pada mulanya, banyak ahli geografi yang mempercayai pandangan fisis determinis ini. Namun, sejak abad ke-19, banyak ahli geografi yang berusaha meninggalkan pandangan tersebut. Terutama, pandangan yang dikembangkan oleh Paul Vidal de la Blache, yang dikenal sebagai pelopor aliran possibilisme dari Perancis.


Aliran possibilisme ini berpendapat bahwa alam hanya menyediakan beberapa kemungkinan bagi manusia, dan manusia sendiri yang memilih cara menghadapinya. Manusia memiliki kemampuan akal dan pikiran untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui pemanfaatan berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh alam. Dengan demikian, manusia memiliki peran aktif dalam membentuk interaksi dengan lingkungan alaminya.