Kenali 3 Jenis Batuan Penyusun Kerak Bumi: Beku, Sedimen, dan Metamorf
Kelas 10Batu adalah penyusun utama kerak bumi yang terdiri dari campuran beberapa mineral. Ada tiga jenis batuan utama berdasarkan proses pembentukannya, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan.
Apa komposisi batu? Apa itu batuan beku? Apa itu batuan sedimen? Apa itu batuan metamorf? Batuan apa sih yang paling banyak di bumi? Simak pembahasannya di bawah ini!. |
Batu adalah benda alami utama yang membentuk bumi kita. Biasanya, batu terdiri dari campuran mineral yang bergabung secara fisik satu sama lain. Ada batu yang terbentuk dari hanya beberapa jenis mineral, sementara yang lain terdiri dari mineral yang berasal dari organik dan bahan vulkanik yang bercampur.
Secara umum, jenis batuan yang ada di permukaan bumi dapat dikelompokkan berdasarkan komposisinya. Batuan sedimen adalah yang paling umum ditemukan, menutupi sekitar 66% permukaan bumi. Lalu ada batuan ekstrusi dan intrusi yang membentuk sekitar 17%, serta batuan metamorf sekitar 17%.
Berdasarkan bagaimana mereka terbentuk, batuan bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai berikut ini.
1. Batuan Beku
Batuan beku atau igneous rock berasal dari kata dalam bahasa Latin, "inis," yang artinya api. Batuan ini terbentuk dari cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, dan teksturnya sangat dipengaruhi oleh cara pembekuan.
Cairan magma yang panas naik dari dalam bumi ke atas dan mendingin seiring berjalannya waktu, kemudian akhirnya mengeras. Batuan beku yang terbentuk di dalam bumi disebut batuan intrusi atau batuan plutonis. Pembekuan batuan ini berlangsung perlahan, membentuk kristal-kristal besar yang sering disebut struktur phaneritis.
Di sisi lain, ada juga batuan beku yang terbentuk setelah mencapai permukaan bumi, dikenal sebagai batuan ekstrusi atau batuan vulkanik. Batuan vulkanik membeku dengan cepat, sehingga kristal yang terbentuk lebih besar, lebih halus, dan sulit terlihat dengan mata telanjang. Batuan dengan kristal halus ini disebut struktur aphanitis.
Beberapa jenis batuan beku penting dalam alam termasuk granit, granodiorit, diorit, andesit, gabro, basal, obsidian (batu kaca), batu apung, dan konglomerat.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau endapan adalah jenis batuan yang terbentuk karena bahan-bahan yang terkikis bertumpuk satu sama lain atau istilahnya mengalami erosi. Sekitar 80% permukaan daratan ditutupi oleh batuan sedimen. Bahan-bahan yang terkikis ini bisa berupa butiran halus, kasar, berat, atau bahkan ringan. Proses pengangkutannya beragam, seperti terdorong (traction), diangkat dalam lompatan kecil (saltation), terbawa oleh air atau udara dalam bentuk tersuspensi, dan beberapa juga larut dalam air (salution).
Cara kita mengelompokkan jenis batuan endapan tergantung pada kriteria berikut.
A. Berdasarkan Proses Pengendapannya
1). Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen Klastik merupakan jenis batuan sedimen yang memiliki komposisi kimia yang serupa dengan batuan asalnya. Dengan kata lain, batuan ini hanya mengalami pemecahan mekanik dari ukuran besar menjadi lebih kecil saat terbawa oleh berbagai proses seperti air hujan, longsor, atau pergerakan lereng.
Misalnya, batu gunung yang tererosi akibat cuaca akan pecah menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-potongan ini kemudian diangkut oleh air sungai yang kuat dan diterpa aliran air sehingga berubah bentuk menjadi kerikil, pasir, atau lumpur..
2). Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan Sedimen Kimiawi adalah jenis batuan sedimen yang terbentuk melalui proses kimia selama pengendapannya. Misalnya, di gunung kapur, air hujan yang mengandung CO2 dapat meresap ke dalam celah-celah halus pada batu gamping (CaCO3). Proses ini menyebabkan batu gamping larut dan membentuk larutan air kapur atau Ca(HCO3). Larutan kapur ini kemudian mengalir dan akhirnya mencapai bagian atas gua kapur.
Ketika tetesan air kapur menguap di atap gua, ia membentuk struktur stalaktit. Begitu juga, tetesan air kapur yang jatuh ke dasar gua membentuk stalagmit. Stalaktit dan stalagmit terbentuk karena pelarutan dan penguapan H2O dan CO2 dari air kapur.
3). Batuan Sedimen Organik
Batuan Sedimen Organik adalah batuan sedimen yang terbentuk melalui bantuan organisme selama proses pengendapannya. Proses ini melibatkan sisa-sisa organisme seperti kerang, terumbu karang, tulang hewan laut, kotoran burung guano yang menumpuk di daerah seperti Peru, lapisan humus di hutan, dan berbagai jenis organisme lainnya.
B. Berdasarkan Perantara atau Mediumnya
- Batuan sedimen aeris (aeolis). Terbentuk dari partikel-partikel yang diangkut oleh angin. Contohnya adalah tanah gurun yang berupa tanah los, tuff, dan pasir.
- Batuan sedimen glasial. Terbentuk dari partikel-partikel yang diangkut oleh es. Contohnya adalah moraine, yang merupakan tumpukan material yang diangkut oleh es.
- Batuan sedimen aquatis. Terbentuk dalam lingkungan air dan memiliki partikel-partikel yang sudah saling menempel. Seperti batu-batu yang sudah merekat satu sama lain.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau malihan merupakan hasil transformasi dari batuan asal, seperti batuan beku dan batuan endapan, karena mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan yang terjadi pada batuan asal karena tekanan dan suhu meningkat, atau bahkan keduanya meningkat secara bersamaan.
Batuan dapat mengalami perubahan karena berbagai faktor, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1). Suhu Tinggi
Suhu tinggi yang berasal dari panas dalam bumi, seperti dari dapur panas magma, dapat mengubah batuan menjadi jenis baru melalui proses yang disebut metamorfosis kontak. Sebagai contoh, batu marmer terbentuk dari batu kapur dan batu antrasit terbentuk dari batu bara.
2). Tekanan Tinggi
Tekanan tinggi timbul ketika batuan tertutup oleh lapisan tebal endapan di atasnya. Sebagai contoh, batu pasir terbentuk dari pasir yang mengalami tekanan tinggi.
3. Tekanan dan Suhu Tinggi
Tekanan dan suhu tinggi berkolaborasi, biasanya karena adanya perlipatan dan geseran saat pembentukan pegunungan, batuan bisa mengalami perubahan besar yang disebut metamorfosis dinamo. Sebagai contoh, batu asbak dan batu tulis terbentuk melalui proses ini.
4. Penambahan Bahan Lain
Terkadang, ketika batuan mengalami perubahan bentuk, ada penambahan bahan lain yang berkontribusi pada transformasinya. Jenis perubahan ini dikenal sebagai metamorfosis pneumatolitis, contohnya adalah batuan metamorf yang mengandung bahan tambahan.